Bolehkah Kita Meminum Darah Seperti Vampir?
Pada pertengahan 2011,
warga Texas, Amerika Serikat, dihebohkan oleh Lyle Bensley. Pemuda 19 tahun itu
mendobrak apartement seorang wanita dan menggigit lehernya. Bensley mengaku
sebagai vampir berusia 500 tahun yang membutuhkan darah segar agar tetap hidup.
Untungnya, si wanita yang menjadi korban berhasil kabur dan polisi pun menangkap
Lyle Bensley dengan tuduhan melakukan penyerangan. Dalam penyelidikan,
terungkap kalau pemuda itu terobsesi tokoh tokoh vampir dalam novel yang
dibacanya.
Edward Cullen - tokoh
vampir dalam novel Twilight - mungkin nampak keren dan awet muda karena dia
meminum darah. Tapi kita bukan Edward Cullen. Lebih penting lagi, kita bukan
vampir.
Karenanya, berbeda dengan vampir yang meminum darah dengan santai,
darah justru berbahaya bagi tubuh kita jika nekat meminumnya.
Berdasarkan penelitian
terbaru, darah dipercaya dapat meremajakan otak. Jika darah dari orang muda
dimasukkan ke tubuh orang tua, darah muda itu akan memengaruhi otak si orang
tua. Kesimpulan itu diperoleh para ilmuwan di Laboratorium Tony Wyss-Coray di
Stanford yang mempelajari penyebab penuaan otak. Mereka menggunakan teknik
parabiosis untuk melihat apakah ada sesuatu di dalam darah yang bisa mengatur
proses penuaan otak. Parabiosis adalah teknik bedah yang menghubungkan sistem
peredaran darah dari dua tikus.
Teknik itu menghubungkan
darah dari dia ekor tikus yang berbeda dan mengotak atik sedemikian rupa hingga
mereka seolah seolah kembar siam. “Dengan cara ini, kita bisa meneliti efek
dari darah tikus tua pada otak tikus muda dan sebaliknya,” kata Saul Villeda,
PhD, peneliti di Laboratorium Wyss-Coray yang memimpin riset tersebut.
Peneliti menghubungkan
darah dari tikus tua dengan tikus muda, dan tikus tua dengan sesama tikus tua. Ketika
darah dari tikus tua dihubungkan dengan tikus tua, tidak ada hal yang terjadi. Tetapi,
ketika darah tikus muda dihubungkan dengan tikus tua, otak tikus tua, otak
tikus tua mulai berperilaku seperti masih muda. Sel sel batang otak yang
biasanya lambat berproses pada tikus tua menjadi aktif lagi. Proses neurogenesis
atau pembentukan neuron baru juga semakin meningkat pada otak tikus tua.
Namun, dampak
sebaliknya terjadi pada tikus muda yang menerima darah tua, karena fungsi
kognitifnya menurun. Pengukuran fungsi kognitif dilakukan melalui pengujian tes
labirin dan uji plastisitas saraf sinaptik. Faktor darah tersebut tampaknya
berperan penting dalam proses penuaan. Satu dari enam zat yang berhasil
diidentifikasi adalah MCP-1, zat kimia yang diketahui terkandung dalam darah
tikus dan manusia.
Melihat ilustrasi di
atas, sepertinya sangat bagus jika kita meminum darah -khususnya darah orang
yang masih muda- karena dapat meremajakan sel sel otak. Namun, tetap saja,
meminum darah sangat riskan dilakukan. Jika kita meminum darah dalam jumlah
kecil, misal satu sendok, dan darah itu bebas dari bakteri patogen, meminum
darah mungkin tidak terlalu beresiko.
Didalam jantung dan
pembuluh darah manusia, darah sangat penting untuk menunjang kehidupan. Namun,
ketika darah diminum, apalagi dalam jumlah besar, risiko yang segera muncul
adalah bahaya keracunan. Darah kaya zat besi, dan tubuh kita sulit mengeluarkan
kelebihan zat besi. Hewan yang mengkonsumsi darah secara reguler juga
menghadapi risiko kelebihan zat besi. Meski dibutuhkan tubuh, namun zat besi
dalam kadar berlebihan dapat meracuni tubuh.
Kondisi keracunan zat
besi disebut haemochromatosis, yang dapat menyebabkan beragam penyakit, seperti
gangguan liver, penimbunan cairan dalam paru paru, dehidrasi, tekanan darah
rendah, dan gangguan saraf. Beberapa hewan, semisal kelelawar vampir, memang
mengkonsumsi darah secara reguler, namun hewan tersebut telah mengembangkan
mekanisme pencernaan khusus.
Katherine Ramsland,
dosen psikologi forensik di DeSales University, Pennsylvania, menulis sebuah
buku berjudul The Science of Vampires, yang menjelaskan bahwa kelelawar vampir
membutuhkan asupan zat besi dalam jumlah besar, yang membantu membuat
hemoglobin membawa oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Namun, kelelawar
tersebut memiliki mekanisme khusus untuk membuang kelebihan zat besi dari darah
yang diisapnya, sehingga asupan zat besi yang berlebihan itu tidak sampai
membahayakan tubuhnya.
Ketika diminum
kelelawar vampir, darah memasuki saluran yang di adaptasikan untuk mengekstrak
nutrisi. Riset pada sistem itu menunjukkan bahwa kelelawar vampir memiliki
membran mukosa dalam saluran ususnya, yang menjadi perantara untuk mencegah zat
besi memasuki aliran darah. Karena mekanisme khusus itu, kelelawar vampir bisa
meminum darah dengan aman.
Sayangnya, tubuh
manusia tidak memiliki mekanisme pengekstrak besi seperti kelelawar vampir. Alih
alih membuat kita jadi awet muda seperti Edward Cullen, meminum darah justru
bisa membunuh kita.
Fakta :
·
Tubuh manusia
mematikan dan memproduksi kembali 15 juta sel darah merah dalam setiap detik.
·
Rata rata
masa hidup sebuah sel darah merah adalah 120 hari.
·
Darah melalui
perjalanan sejauh 96.540 km perhari didalam tubuh kita.
·
Jantung kita
memompa darah sebanyak 2.000 galon per hari.
·
Ginjal manusia
bisa menyaring darah lebih dari 400 galon dalam sehari.
·
Meremas tangan
bisa menaikkan tekanan darah. Tekanan darah juga bisa naik ketika seseorang
menghitung mundur dari angka 100.
·
Manusia akan
kehilangan kesadaran dalam 8 sampai 10 detik setelah daah tidak mengalir ke
otak.