RISKA'S BLOG

Kpoppers sejati yang hiatus karena kelas 9. Author at screenplays >

Minggu, 25 Januari 2015

Cara Membuat Zombie

Bagaimana Cara Membuat Zombie?

Berdasarkan film-film yang kita saksikan, zombie adalah sosok manusia tanpa jiwa yang digambarkan sebagai mayat hidup pemakan bangkai manusia, dan bisa berjalan terseok seok, serta tampak dungu. Menurut kepercayaan ilmu hitam Afrika Barat dan Haiti, tubuh zombie tak ubahnya boneka yang dikendalikan para penyihir.

Mungkinkah kita membuat zombie sungguhan di dunia nyata? Pertanyaan yang terdengar sinting itu rupanya juga telah dipikirkan beberapa orang yang memiliki gelar profesor, di antaranya Profesor Steven C. Schlozman, di Harvard University. Sebagai pakar psikiatri, ia menulis buku teori mengenai zombie, berjudul Zombie Autopsies. Berdasarkan penelitiannya, dia memperkirakan kita bisa membuat zombie seperti yang biasa kita saksikan di film-film.

Untuk membuat zombie, Steven C. Schlozman menyatakan, “Perlu suatu cara efektif yang membidik dan mematikan bagian tertentu dari otak. Setelah itu, manusia akan menjadi mayat hidup yang lobus frontalnya -bagian otak yang berfungsi menangani moralitas, perencanaan, menghambat tindakan impulsif seperti tidak ada. Sedangkan otak kecil -bagian otak yang berfungsi mengontrol koordinasi- masih ada namun tidak sepenuhnya berfungsi.”

Bagaimana cara melakukan perusakan otak semacam itu? Salah satu jawabannya adalah dengan menggunakan prion, yaitu partikel protein yang bisa menularkan penyakit. Prion bukan virus, bahkan bukan makhluk hidup sehingga prion tidak mungkin dihancurkan dan tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang disebabkannya.

Di dunia medis, prion mulai dikenal luas pada 1990-an sebagai agen yang menyebabkan penyakit sapi gila. Apabila prion masuk ke dalam tubuh manusia, seperti halnya pada kasus sapi gila, otak kita kan berlubang seperti spons. Jika otak yang terinfeksi prion tersebut dipindai, otak akan terlihat seperti ditembak senapan berburu.

Untuk menciptakan zombie, cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menyematkan prion pada virus agar dapat tersebar luas. Virus yang dibutuhkan dalam hal itu adalah yang memiliki kemampuan menyebar dengan cepat di dalam tubuh manusia dan membawa prion ke lobus frontal serta otak kecil. Merancang serangan ke bagian tersebut memang sulit, namun tetap paling penting untuk membuat mayat hidup seperti yang diinginkan.

Teori pembuatan zombie yang diutarakan Steven C. di atas memang terdengar logis dan meyakinkan, namun mendapat sanggahan dari Jay Fishman, direktur transplantasi penyakit menular di Massachusetts General Hospital, Boston. Menurut Fishman, skenario penyematan prion pada virus sulit dilakukan, serta memiliki kemungkinan kecil untuk berhasil. Karena, menurutnya, “Setelah infeksi terjadi, kita harus bisa menghentikan pengambil alihan kontrol otak oleh prion, sebelum zombie berada dalam kondisi koma yang menjadikan otaknya sama sekali tidak berguna.”

Itu perkerjaan sulit. Namun, suatu kebetulan mencengangkan kemudian membuka mata orang tentang zombie, sekaligus memungkinkan banyak orang mengetahui asal mula atau bagaimana kisah tentang zombie muncul dalam kepercayaan masyarakat.

Pada 2006, terjadi kasus misterius yang menimpa Wilfred Doricent, seorang remaja Haiti. Ia dinyatakan meninggal dunia dan dimakamkan di sana, namun muncul kembali sebulan kemudian dan berperilaku seperti zombie -tampak dungu dan berjalan terseok. Kenyataan itu menggemparkan masyarakat Haiti hingga menarik perhatian Dr. Costas J. Efthimiou, seorang fisikawan di University of Central Florida.

Bagi sebagian masyarakat Haiti yang masih memercayai sihir, keberadaan Wilfred Doricent yang bangkit dari kuburnya dan muncul sebagai zombie adalah karena kutukan. Namun, berdasarkan penelusuran dan penelitian Costas Efthimiou, kenyataan itu tidak lebih dari sekadar keracunan.
Di perairan Haiti, terdapat spesies ikan puffer yang jika dibuat menjadi bubuk dapat digunakan untuk membuat orang tampak seperti mati -kehilangan detak jantung dan denyut nadi- tapi sebenarnya masih hidup. Ikan itu memiliki kemampuan membuat seseorang tampak mati, tanpa benar benar membunuh.

Dr.  Costas Efthimao  memperkirakan Wilfred Doricent telah diracuni dengan bubuk tersebut dan kemudian dikubur ketika sebenarnya ia masih dalam kondisi hidup. Pada waktu berada di bawah tanah, Wilfred menderita kekurangan oksigen yang menyebabkan terjadinya kerusakan otak. Ketika akhirnya efek racun dalam tubuhnya mulai menghilang dan Wilfred terbangun, ia pun mencakar cakar jalan keluar dari kuburannya (makam di Haiti rata rata dangkal). Kemudian, dalam kondisi otak yang rusak, ia berjalan di pedesaan selama berhari hari sampai akhirnya kembali di pedesaan.

Kisah itu mungkin terdengar seperti kasus kejahatan ala Sherlock Holmes atau kisah detektif Agatha Christie. Tapi perkiraan Dr. Efthimiao memang benar. Zombie yang merupakan sosok Wilfred itu memang benar terjadi karena efek racun yang masuk ke tubuhnya. Dr. Roger Mallory, seorang ahli saraf di Haiti, melakukan scan MRI pada otak Wilfred. Ia menemukan otak Wilfred rusak dengan cara yang konsisten dengan kekurangan oksigen, sementara tubuhnya masih menyisakan bekas racun bubuk ikan puffer yang telah menguap.


Tampaknya, berdasarkan kenyataan diatas, zombification tidak lebih dari keracunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar