RISKA'S BLOG

Kpoppers sejati yang hiatus karena kelas 9. Author at screenplays >

Senin, 04 Agustus 2014

FF/I Hate My Life/ Chapter 1

I HATE MY LIFE CHAPTER 1



Cast                       : Oh Jihyun
                                Oh Sehun
                                 Byun Baekhyun
Support cast       : Kim Hyemi
                            Park Sena
                            Exo member
Genre                   : Family, school life, angst
Page                      : 15
Length                  : Multichapter

Summary : "Aku ingin terbebas dari kehidupan na'asku ini. Aku sangat membenci kehidupanku. Aku juga membenci semua keluargaku. Karena aku berfikir kalau tidak ada yang memperdulikanku lagi. Tapi aku salah. Oppa dan juga sahabatku masih memperdulikanku" - Jihyun POV

Disclaimer : Annyeong. Ini fanfic pertamaku. Jadi mian kalau masih amatiran. Awas, typo bertebaran dimana mana!! Kalau ada yang salah kata atau masih bingung, tinggal koment aja ne~



Ooo

Author POV
“chukkae Jihyun ah”  seru Suzy sambil mengulurkan tangannya pada Jihyun.
“untuk?” alis Jihyun terangkat menatap heran suzy, temannya yang ada dikelas sebelah.
“ku dengar perusahaan dari keluarga Oh berhasil memonopoli beberapa perusahaan di Asia. Dan ku dengar presiden Yoon juga menginvestasikan sahamnya diperusahaan appamu itu. Aissh… enak sekali ya kehidupanmu itu. Dan, chukkae Jihyun ah”
“ne. kamsahamnida”

Ya. Keluarga Oh adalah salah satu keluarga yang memiliki beberapa perusahaan yang sangat sukses dan terkenal. Ada banyak perusahaan yang mau menginvestasikan sahamnya di perusahaan Oh, termasuk presiden Yoon (pengusaha terkaya nomor dua di Korea). Keluarga Oh memiliki dua orang anak yang sangat tampan dan cantik. Putra pertama mereka bernama Oh Sehun yang berumur 19 tahun, tepatnya baru saja menginjakkan kakinya dibangku kuliahan untuk memperluas pengetahuannya dan mempelajari apa itu arti dari bisnis dari perusahaan. Walaupun dia terlihat seperti namja yang sangat pintar (itu memang benar), dia tidak jarang pergi ke club malam dan menghambur hamburkan uangnya disana tanpa sepengetahuan orang tuanya, karena suatu alasan tertentu. Sehingga banyak yang mengira kalau sehun adalah bad boy, padahal itu tidak. Dan dia selalu memasang wajah dingin nan datar pada siapapun. Tetapi, dia sangat menyayangi adiknya yang 2 tahun lebih muda darinya. Menurutnya, hanya adiknya dan sahabatnya, Luhan yang dapat dipercaya.
Sedangkan putri kedua dari keluarga Oh? Dia adalah Oh Jihyun. Seorang yeoja yang dikaruniai paras cantik, tubuh modis, dan juga kepintaran otaknya yang memiliki IQ 164. Jihyun terpaut jarak 2 tahun dengan kakaknya. Dia baru 17 tahun. Dan masih duduk dibangku kelas 2 SMA.  Berbanding terbalik dengan kakaknya Sehun, Jihyun lebih sering tersenyum dan memperluas pergaulannya pada siapapun. Dan dia juga tidak suka pergi ke club malam dan menghambur hamburkan uangnya. Dia lebih suka memonton ke bioskop bersama teman temannya. Jihyun terkenal dengan attitude nya yang menyatakan kalau dia adalah good girl.



Ooo

Semilir angin menerpa paras cantik seorang yeoja yang sedang memejamkan matanya di atap sekolah. Entah mengapa, akhir akhir ini dia sering kesini sepulang jam sekolah. Dan tentunya, tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk Sena. Dia selalu merasa nyaman menikmati angin yang berhembus dengan hangat menerpa wajahnya.  Tentu saja, bukan hanya itu alasan mengapa dia sering kemari.
Jihyun ingin mencari tempat yang dirasanya nyaman untuk membuang rasa penat dan semua masalah yang menggelayutinya akhir akhir ini. Oh Jihyun anak konglomerat mempunyai masalah? Ya. Bagaimanapun juga, Jihyun juga manusia yang tidak bisa terhindar dari masalah. Terutama masalah keluarga. Sejak kejadian itu, kejadian dimana hatinya serasa dirobek dan hancur berkeping keping dan membuatnya selalu ingin menangis saat meningat kejadian itu.
Flashback on
Musim dingin kali ini serasa sangat dingin. Butir butir salju halus berjatuhan dan menutupi hampir separuh jalanan. Anak anak kecil terlihat sangat senang dengan musim dingin. Anak mana yang tidak suka salju? Tentu mereka pasti suka. Terdengar suara gelak tawa dan senyuman lebar dari semua anak yang sedang bermain bersama. Dan senyuman dari semua orang yang berjalan berlalu lalang melewati anak anak tadi.
Namun tak ada satupun senyuman atau gelak tawa disebuah rumah yang mewah dan bergaya elegan yang ada di suatu perumahan elit. Disana, hanya ada aura kemarahan, kebencian, makian kasar, dan geraman menjadi satu.
Putra pertama dari keluarga Oh telah ditampar dan mendapat makian kasar dari pemilik tangan itu. Sedang seorang wanita paruh baya hanya menatap adegan didepannya dengan tatapan datar. Seolah olah setuju dengan apa yang dilakukan suaminya itu. Berbanding terbalik dengan Jihyun, putri kedua dari keluarga Oh yang menahan tangis melihat oppa yang paling disayanginya itu ditampar oleh appanya sendiri. Dalam hati kecilnya, ia ingin berontak dan menghentikan perlakuan kasar appanya itu, namaun apa daya? Tangannya dikekang oleh bodyguard yang memang sudah ditugaskan oleh appanya.
“apakah kau sadar kalau kau adalah putra pertama, PUTRA PEWARIS DARI PERUSAHAAN TERBESAR DIKOREA OH SEHUN!!!” bentak appanya.
“appa malu sekali melihatmu yang ternyata suka pergi ke club malam dan menghambur hamburkan uangku sesuka hatimu!! Apa jadinya kalau rutinitasmu itu masuk berita besar di Asia hah?! Mau ditaruh mana muka appamu ini?!!”
“appa tidak akan memberimu saham perusahaan kalau sifatmu masih terus begini!! Appa malu punya anak tidak tahu diri sepertimu!! APPA MALU OH SEHUN!!”
Sehun hanya menatap wajah appanya sedatar dan sedingin mungkin, seperti tak mau mendengarkan kata kata appanya dan hanya menganggapnya angin lewat.
Melihat anaknya tidak menjawab, beliau langsung mengambil jasnya dan pergi ke luar rumah. Sedang eomma nya? Seperti yang dilakukan appanya, mengambil jas kerjanya dan pergi keluar rumah. Pelayan mengatakan kalau appa akan pergi ke Amerika  selama  4 bulan, dan eommanya akan pergi ke Paris selama 4 bulan juga.
Jihyun yang mendengarnya hanya mengangguk kecil dan berjalan menuju oppanya yang tetap berdiri tegap. Dia menangis tanpa suara sambil memeluk oppanya. Ini bukanlah murni dari kesalahan oppanya. Tidak, dia mengerti. Bahkan sangat mengerti. Yang oppanya butuhkan hanyalah kasih sayang dari kedua orang tuanya, namun hal itu tidak pernah terjadi. Sehingga oppanya stress dan marah, lalu setiap malam pergi ke club malam.
Tapi apa? Orang tuanya sama sekali tidak pernah memperdulikan bagaimana perasaan kedua anaknya. Yang mereka pikirkan hanya bisnis, perusahaan, dan uang. Hanya itu, tidak lebih.
Flashback end
Tak disadarinya, setetes demi setetes cairan krystal bening mulai turun dari pipinya yang mulai pucat karena kelelahan. Dia merasa lelah kalau harus terus menerus menangis mengingat kejadian 2 hari yang lalu itu. Namun, air matanya menolak untuk berhenti. Jihyun melipat kedua tangannya diatas kedua lututnya dan membenamkan kepalanya. Air mata turun dengan derasnya. Bahunya naik turun seiring dengan isakan tangis pilu yang keluar dari bibir mungilnya itu.
Anak dari keluarga konglomerat yang harus memikul beban dan pilu dihatinya karena memikirkan keadaan keluarganya yang menurutnya sangat berantakan. Tak ada yang menyangka, tak ada yang mengerti ada sirat kesedihan diwajah anak dari seorang pengusaha yang selalu menebar senyum manis yang seolah olah menunjukkan rasa bahagia.
Banyak orang yang –mungkin– ingin atau mendambakan posisi dari anak pengusaha. Sebagian dari mereka mungkin berpikir kalau uang adalah segalanya. Tapi mereka tidak tahu pilu kesedihan yang ada dihati anak pengusaha kaya raya ini. Mungkin uang memang penting dalam kerasnya kehidupan di dunia bisnis. Tapi bagi Jihyun dan Sehun, fasilitas, uang, dan mewahnya kehidupan tidak akan berguna dan berarti apa apa jika mereka tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka.
Kukatakan sekali lagi, banyak orang yang –mungkin– ingin atau mendambakan posisi dari anak pengusaha. Tapi jihyun dan sehun? Justru mereka yang mendambakan kehidupan keluarga kecil seperti yang orang lain alami. Tak apalah tidak mempunyai fasilitas lengkap, asalkan ada kasih sayang yang tulus, itu sudah cukup bagi mereka.
Dan sudah kukatakan dari awal, sifat jihyun berbanding terbalik dengan sehun. Sehun selalu meluapkan rasa benci dan amarah itu dengan pergi ke club malam. Sedang Jihyun hanya mampu menebarkan senyumnya kepada semua orang yang dijumpainya. Namun tak ada satupun orang yang tahu alasan sebenarnya, mengapa sehun sering pergi ke club malam atau mengapa jihyun selalu tersenyum pada semua orang yang bahkan teman temannya selalu bilang kalau cara tersenyum jihyun adalah overdosis, terlalu berlebihan. Ya, tidak ada yang tahu alasannya selain mereka berdua, sena, hyemi dan xi luhan, sahabat yang mereka percayakan.

Ooo

Seorang yeoja berambut panjang dengan seragam SMA yang masih melekat ditubuhnya yang proporsional itu menapaki kakinya dilantai marmer rumah miliknya, dan berjalan melewati belasan pelayan berpakaian maid yang berada dikanan kirinya sambil membungkuk dan memberikan salam. Jihyun terus berjalan melewati semua pelayan dengan cuek, tanpa seulas senyumpun terlukis diwajahnya. Hanya wajah datar dan dingin yang ia perlihatkan.
Satu fakta lainnya tentang jihyun, yeoja itu memang selalu tersenyum didepan semua orang yang ditemuinya. Tapi tidak untuk pelayan dirumahnya. Tak ada seulas senyumpun yang ia perlihatkan pada semua pelayan dirumahnya. Mungkin pelayan pelayan dirumahnya akan bilang kalau ini adalah keluarga besar yang berisi orang orang yang serasi. Eomma dan appa yang suka marah marah tak jelas pada beberapa pelayan dirumah saat melakukan sedikit kesalahan. Dan dua adik kakak yang selalu berwajah datar dan cuek pada semua pelayan.
Jihyun langsung menghempaskan badannya di sofa ruang tamu. Dia terlalu lelah untuk menaiki tangga menuju kamarnya. Pelayan yang melihat nona mudanya kelelahan, segera mengambilkan minuman kaleng dingin. Setelah  ditaruhnya di atas meja, jihyun tak langsung mengambilnya. Dia menunggu sampai pelayan itu pergi, lalu baru menyeruputnya.
“nona muda, di luar ada tamu yang mencari anda dan tuan muda sehun” kata ahjumma, kepala pelayan yang ada di rumah ini.
“Nugu”
“tuan muda Xi Luhan, beliau ba-“
“suruh dia masuk” Jihyun memotong pembicaraan ahjumma, dan ahjumma hanya mengangguk pelan sambil melangkah pergi. Beberapa lama kemudian, terlihatlah batang hidung Luhan dan dia langsung duduk disofa yang berhadapan dengan jihyun.
“kau baru pulang jihyun ah?” tanya luhan yang melihat jihyun masih berpakaian seragam lengkap.
“ini sudah pukul 5 sore dan kau pulang sekolah? Kemana saja kau” sambungnya.
“ke atap sekolah, yah kau tahu masalah yang menimpa kami bukan?” luhan hanya mengangguk mengiyakan. Dia yakin, kalau semua orang yang melihat jihyun tersenyum adalah rasa senang karena perusahaan appanya telah bekerja sama dengan presiden yoon, tapi alasan yang sebenarnya adalah karena jihyun selalu menutupi kesedihan yang menimpanya 2 hari lalu.
“mana sehun?”
“entahlah oppa, aku kan baru datang. Dan ku rasa aku mengantuk, oppa naik saja ke kamar sehun oppa”
Jihyun dan luhan menaiki tangga ke lantai atas.jihyun menuju kamarnya, sedang luhan menuju kamar sehun. Jihyun sempat melambaikan tangannya dan tersenyum sebelum dia memasuki kamarnya ke arah luhan. Dan dibalas luhan dengan senyuman juga.
Luhan mengetuk kamar sehun sebentar, lalu melangkah masuk ke dalam kamar karena tidak ada respon sama sekali dari dalam. Setelah masuk, dia melihat sehun sedang duduk di atas ranjangnya sambil menselonjorkan kakinya. Luhan menutup pintu kamar sehun dan berjalan ke arah sehun.
“beberapa hari ini, kau tidak mengikuti kelas tadi. Gwaenchana?” tanya luhan setelah duduk di tepi ranjang.
“hyung, aku bahkan tak pernah mau pergi ke club malam kalau bukan karena mereka yang kujadikan alasan. Tapi mengapa mereka tak mau mengerti hyung?”
“aku tak perlu uang merka, aku tak butuh fasilitas yang mereka berikan, aku juga tak butuh saham yang mereka berikan padaku. Aku benar benar tak membutuhkannya hyung. Aku hanya perlu kasih sayang mereka. Tapi apa yang mereka lakukan? Menamparku tepat didepan Jihyun? Dan membicarakan tentang hal itu didepan para pelayan? “
Luhan menepuk nepuk pundak sahabatnya itu, berharap sehun bisa sedikit lebih tenang. Dia juga bisa merasakan apa yang dirasakan sahabatnya itu, karena dia juga anak dari pengusaha. Dan keluarganya adalah teman dari keluarga sehun. Tapi yang ia tanyakan adalah, mengapa sehun menolak semua fasilitas ini? Bukankah hidup hanya sekali, kenapa dia tidak memanfaatkannya dengan baik? Tapi tanpa diucapkannya pun, dia juga sudah tahu jawaban dari seorang oh sehun. Kasih sayang. Pasti itu adalah jawaban yang dia berikan pada luhan.
Ooo

Sehun terbangun dari tidur lelapnya dipagi hari. Dia melirik jam digital yang ada di atas nakas disebelah ranjang king size nya. 06.20 itulah angka yang tertera pada jam tersebut. Sehun duduk diatas ranjangnya sambil merenggangkan otot ototnya yang masih kaku. Setelah itu, dia segera pergi ke kamar mandi yang berada didalam kamarnya. Kelas akan dimulai pukul tujuh pagi.
Sehun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan handuk kecil diatas kepalanya. Dia menyambar handphonenya diatas meja untuk melihat ada panggilan masuk, pesan, atau yang lainnya. Namun tidak ada satupun pesan yang masuk. Dia menghembuskan nafasnya panjang. Dia sudah benar benar membenci appa dan eommanya. Kemudian dia lekas mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa dia kenakan saat pergi ke kampus.
Dia melangkah keluar dari kamarnya, yang tepat pada saat itu, jihyun yang sudah berseragam lengkap dengan tas yang sudah berada dipundaknya itu juga keluar dari kamar yang bersebelahan dengan sehun.
“masih pukul 6.45, kenapa sudah memakai seragammu? Ada kelas tambahan?” tanya sehun sambil terus mengamati seragam yang dikenakan adiknya itu. Setahunya, murid SMA masuk pukul 8 pagi, bukan pukul 7, kecuali ada kelas tambahan. Kenapa sehun bisa tahu? Toh sehun juga pernah SMA.
“ani oppa, hanya saja Hyemi dan Sena memintaku untuk mengajari mereka fisika dan kimia. Kami sudah janjian kemarin agar sampai disekolah pukul 7. Hehehe” jihyun hanya nyengir lebar.
“kalau begitu, ikut mobilku saja. Aku akan mengantarmu”
“eh, tapi kan oppa masuk pagi”
“tidak apa. Lagipula ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini ada hubungannya dengan eomma dan appa” jihyun hanya mengangguk dan mengikuti langkah sehun keluar rumah dan memasuki mobil sport berwarna hitam.
“wae gurae oppa?” tanya jihyun saat mobil sudah mulai melaju.
Sehun terlihat menghembuskan nafasnya pelan sebelum menjawabnya. “aku akan ke Los Angels, bagaimana menurutmu?”
Jihyun yang mendengar penuturan kakaknya sontak menoleh karena saking kagetnya.
“Mwo? Jinjjayo? Hya, neo michisseo? Kau akan meninggalkanku sendirian disini? Ani oppa! Aku akan ikut bersamamu” jihyun menangis sambil memeluk kakaknya. Dia tidak peduli bahwa kakaknya sedang menyetir, dia hanya ingin mengekpresikan perasaannya.
“aku akan pergi lusa. Jadi tenang saja. Dan kau tak perlu khawatir, karena luhan hyung akan ikut menemaniku. Uljima jihyun ah” dia membelai rambu dongsaengnya itu lembut.
Jihyun merubah posisinya menjadi duduk dan pandangannya lurus kedepan. Oh ya, satu lagi masalah. Oppa akan pergi meninggalkanku sendirian dikorea, dan luhan oppa juga ikut bersamanya. Hanya sena dan hyemi hartaku sekarang. Sekiranya begitulah yang ada dipikiran jihyun sekarang.
Tak terasa mobil sport sehun sudah ada didepan gerbang Gangnam Art High School, tempat jihyun bersekolah. Sebelum jihyun turun dari mobil, dia mencium pipi kanan oppanya dan memeluknya erat. Lalu mengucapkan hati hati padanya.
Jihyun membuka pintu mobil dan menutupnya pelan. Dia melambaikan tangannya ke arah mobil hitam itu yang mulai melaju meninggalkan gerbang sekolahnya. Jihyun berbalik dan mendapati ada 5 orang namja yang menatapnya dengan tatapan tajam.
Namja namja itu memiliki nama baekhyun, kai, chanyeol, kyungsoo dan suho. Mereka semua merupakan satu angkatan dengan jihyun kecuali suho. Suho yang memiliki nama lengkap kim joon myeon itu adalah sunbaenya. Dan kelima namja itu adalah orang orang yang terkenal disekolah dengan kekayaan harta mereka, ketampanan, dan juga sifat bad boy mereka. Walaupun mereka tampan seperti pangeran berkuda, namun jihyun sama sekali tak pernah memujanya seperti yang  biasa dilakukan para yeoja disekolahnya, termasuk Sena dan Hyemi. Jihyun lebih memilih cuek dan menghindar.
“annyeong Oh Jihyun” kai -namja playboy-  itu memanggil nama jihyun sambil tersenyum yang mungkin dapat membuatmu terpesona ketika melihatnya. Tapi tidak dengan jihyun. Seperti yang kukatakan sebelumnya, dia lebih memilih untuk menghindar dan cuek.
Kai yang kesal karena panggilannya tidak digubris, akhirnya melangkah maju dan menarik tangan jihyun dengan kasar dan memaksanya agar mau berhadapan dengannya.
“dimana sopan santun yang dimiliki oleh anak konglomerat sepertimu. Hah?!” kata Kai.
“yeoja yeoppeo sepertimu tidak seharusnya memdiamkan pangeran seperti kami mendekatimu. Yeoja kaya raya, pintar, dan populer disekolah” imbuh chanyeol.
“wah. Bukankah hal tersebut bisa disebut jodoh?” semua tertawa mendengar perkataan baekhyun, kecuali jihyun. Karena jihyun sudah tidak tahan, dia menghentakkan genggaman tangannya pada kai dengan kasar. Lalu berlari masuk kedalam sekolah untuk menemui hyemi dan sena, karena jam yang melingkar ditangannya sudah menunjukkan pukul  7.05.
Setelah berhasil menemukan mereka didalam kelas, jihyun menebarkan senyum khasnya dan berkata maaf berulang kali. Lalu duduk didekat mereka dan mulai mengajari mereka fisika dan kimia.
Ooo

Kringg… kringg..
Bel istirahat sudah berdering nyaring. Jihyun segera keluar kelas dan mengamati beberapa tanaman indah yang ada didepan kelasnya sambil menghirup udara sebanyak banyaknya. Jihyun sudah merasa ingin cepat cepat keluar kelas tadi, karena merasa risih akan tatapan tajam dari baekhyun dan kai yang terus menghujam dirinya. Jihyun benci mengatakan ini, tapi mengapa ia harus sekelas dengan salah satu, ah tidak maksudnya 2 namja yang berada di geng HandsomeDevil?? Itu bukan pertanda baik.
“wae gurae?” hyemi menepuk pundak jihyun. Jihyun hanya menebar senyum manisnya yang bisa membuat hati namja manapun meleleh dibuatnya. Tapi sayangnya, yang ada dihadapannya kini adalah yeoja, bukan namja.
“eopseo. Kajja kita ke kantin. Aku belum sempat sarapan tadi pagi” jihyun menarik narik lengan hyemi dan sena dengan manja, layaknya anak kecil yang meminta dibelikan mainan oleh ibunya.
“berhenti bersikap childish jihyun. Itu menjijikkan” sindir sena. Jihyun mengedikkan bahunya cuek dan berjalan menuju kantin bersama kedua  sahabar karibnya, sena dan hyemi.
“annyeong chagi. Mau makan bersamaku?” ajak baekhyun saat melihat jihyun dan temannya itu ada dikantin.
Jihyun beserta kedua temannya, sena dan hyemi  menoleh ke sumber suara dan mendapati baekhyun yang sedang mengerlingkan sebelah matanya jahil ke arah jihyun. Tapi jihyun tidak terlalu memperhatikannya. Dia masih merasa malas menatap wajah wajah bad boy dari geng HandsomeDevil. Kenapa nama gengnya seperti itu? HandsomeDevil adalah sebutan dari para fans mereka yang menyatakan ketampanan mereka, namun mereka juga sadar jika mereka mempunyai sifat seperti iblis.
“kajja chagiya” dengan beraninya baekhyun membelai lembut rambut panjang jihyun. Sontak semua pandangan dari seluruh penghuni kantin terkunci dan tertuju pada baekhyun dan jihyun. Terdengar beberapa murid yang berbisik bisik membicarakan hubungan kedua murid populer itu.
“kau merusak selera makanku baekhyun-ssi” jihyun berdiri dan pergi meninggalkan kantin.
Jihyun terus berjalan melewati orang orang yang menatapnya dengan tatapan heran. Yang seperti mengatakan apakah dia dan baekhyun oppa berpacaran, atau mereka serasi sekali, sama sama cantik dan tampan, aku setuju. Tapi ada juga yang bilang secara langsung kepada jihyun seperti mentang mentang anak konglomerat saja bisa mendekati baekhyun oppaku. Siapa tahu diwajah cantiknya itu tersimpan rencana buruk yang mengerikan.
Jihyun hanya terus tersenyum mendengar dan mengetahui tatapan itu dari semua orang yang dilewatinya. Setidaknya, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menutupi segala kesedihan yang mungkin akan terlihat jelas diwajahnya jika dia tidak tersenyum. Jihyun terus berjalan dan melangkahkan kakinya menaiki tangga. Tangga yang jarang sekali dilewati murid sekolah ini. Jalan menuju atap sekolah yang sepi dan menyeramkan. Tapi tidak bagi jihyun, dia merasa kalau ini adalah satu satunya tempat disekolahnya yang terasa nyaman.
Terduduk dan termenung. Hanya itu yang jihyun lakukan sekarang. Dia memikirkan beberapa masalah yang mengaitkan dirinya kini bertambah banyak. Setelah dia melihat oppanya ditampar, dia menjadi sangat membenci orang tuanya. Setelah itu oppanya berencana pergi keluar negri bersama luhan oppa dan meninggalkannya di korea SENDIRIAN!! Dan oppanya akan pergi lusa. Dia harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk sehun, oppa yang paling disayanginya.
Setelah orangtuanya masuk kedalam daftar orang yang paling dibenci jihyun, sekarang baekhyun juga  terlibat didalamnya. Dia memang pernah digoda oleh namja lain sebelumnya, tapi mereka tak pernah berani memanggilnya chagi. Tapi baekhyun? Ah. Jihyun sangat membenci dia sekarang. Apalagi saat beberapa minggu lalu, dia mendengar kalau keluarga byun adalah pengusaha yang paling banyak menanamkan sahamnya diperusahaan ayahnya. Itu berarti hubungan appa jihyun dan appa baekhyun sangat akrab bukan? Juga eomma mereka yang selalu akrab jika sudah membicarakan tentang perusahaan ternama di asia.
Bukankah jihyun membenci orangtuanya? Tentu dia juga membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan mereka. Terutama keluarga sahabat orangtuanya. Dan itu tandanya, dia memang harus benar benar membenci namja yang bernama Byun Baekhyun. Dia tidak peduli seberapa besar pesona yang ada didalam diri seorang baekhyun. Yang dia tahu hanyalah, baekhyun adalah orang yang paling dibencinya sekarang.
Dan bukankah luhan juga teman dari orangtuanya? Lalu mengapa jihyun tidak membencinya, tapi malah menyayanginya layaknya sahabat dan kakak keduanya? Itu karenna jihyun tahu kalau luhan juga membenci keluarganya, tapi hanya jihyun dan sehun yang tahu mengenai hal itu.
Tak terasa, air mata jatuh menuruni pipinya secara perlahan. Dadanya sesak. Hatinya sakit. Dia ingin memutar waktu dan berharap bahwa umurnya sekarang masih 4 tahun. Umur dimana yang kau bahkan tak akan pernah memikul beban seberat ini. Hanya bermain dan bermain saja yang kau tahu. Tanpa mengetahui betapa kerasnya kehidupan dari seorang pengusaha.
“uljima jihyun ah” seseorang menepuk kedua bahu jihyun dengan lembut. Sedang seorang lagi membelai rambut jihyun dengan pelan.
Jihyun perlahan membuka matanya yang sempat tertutup tadi. Dia mengenal suara ini. Suara dari orang yang selalu menyemangati hidupnya dan selalu menemaninya dalam suka dan duka. Sentuhan ini, belaian inilah yang selalu menghiburnya. Jihyun membuka matanya dan tersenyum. Bukan senyuman bahagia yang biasanya terlihat diwajahnya. Namun senyum yang seharusnya ia tampakkan akhir akhir ini. Senyuman miris yang membuatnya terlihat seperti seseorang yang sedang menanggung luka yang mendalam.
Tanpa aba aba, jihyun langsung memeluk kedua orang yang ada didepannya dan menangis sejadi jadinya. Dia tidak bisa menanggungnya sendirian. Dia ingin berbagi cerita. Tapi dia tidak kuat untuk membicarakannya. Dia terlalu lelah untuk menangis.
Dua yeoja yang ada dipelukan jihyun juga ikut menangis. Merasakan pilu yang dirasakan sahabat karibnya itu. Mereka terus membelai surai coklat milik jihyun dan mengusap punggung jihyun. Inilah yang hanya bisa mereka lakukan disaat sahabatnya sedang sedih. Mereka tahu, jihyun selalu tersenyum untuk menutupi ksedihannya. Dan dia tidak mau menangis dihadapan orang lain, kecuali oppa dan sahabatnya. Mereka tahu itu.
“sehun oppa dan luhan oppa akan meninggalkanku sendirian dikorea. Mereka akan pergi meninggalkanku sendirian di Los Angels. Mereka akan pergi jauh. Pergi jauh hyemi-ah, sena-ya” tutur jihyun sambil menahan isak tangisnya.
“mereka tak pergi jauh jihyun ah, mereka dekat dengamnu. Bahkan sangat dekat” jihyun mendongakkan wajahnya, menatap hyemi yang sedang tersenyum ke arahnya.
“mereka ada didalam hatimu. Mereka tak pernah pergi jauh darimu karena mereka sudah ada didalam hatimu. Dan jangan pernah berpikir kalau kau sendirian, karena..” sena menggangtungkan kalimatnya dan tersenyum manis pada kedua sobatnya.
“akan ada kami yang selalu ada disisimu” lanjut sena dan hyemi kompak. Jihyun kembali memeluk kedua sahabatnya itu.
Bodoh. Bagaimana dia bisa berpikir kalau luhan dan sehun oppa pergi jauh darinya, kalau ternyata mereka selalu ada dihatinya. Dan bagaimana juga dia berpikir kalau dia sendirian? Sedangkan dia mempunyai dua sahabat karib yang sangat menyanyanginya. Yang mau menerima jihyun apa adanya. Jihyun sangat bersyukur memiliki hal itu. Dia memang tak memiliki kasih sayang dari orangtuanya, tapi setidaknya dia memiliki kasih sayang dari orang orang yang berada didekatnya. Termasuk sehun, luhan, sena, dan hyemi.
Ooo

“yeoboseoyo?” -
“ah. Nan gwaenchana. Aku bisa pulang sendiri ahjussi.”  -
“ne. kamsahamnida”
Jihyun memutuskan sambungan telepon dari supirnya. Hari ini, dia harus pulang sendiri. Supir pribadinya ternyata ikut mengantar eommanya ke Paris. Dan tentu saja jihyun tidak mengetahuinya. Toh tadi dia berangkat bersama sehun, oppanya.
Dia berjalan lesu menuju halte, tapi baru seperempat jalan, dia meringis kesakitan sambil memegangi kepala sebelah kanannya, tepatnya dipelipisnya. Dia melihat ke arah bawah dan melihat sebuah kaleng minuman. Jihyun menoleh kesampingnya dan disana ada sebuah mobil yang dikaca bagian penumpangnya terbuka dan  sebuah kepala muncul dari dalam (?).
“mian. Aku tak melihat ada orang disana”
Namja yang tidak bertanggung jawab itu langsung pergi meninggalkannya. Statusnya yang dia benci, menambah rasa bencinya. Ya, namja itu adalah byun baekhyun. Putra pewaris tunggal yang appanya merupakan sahabat karib orangtua yang sangat dibencinya. Jihyun menghentakkan kakinya sebal. Tak lama, dia mendengar suara klakson mobil. Jihyun menoleh.
“oppa!!”
“luhan oppa, dimana sehun oppa?” tanya jihyun saat dia berada didalam mobil luhan dan tidak mendapati  sehun didalamnya.
“ada hal gawat yang terjadi dirumahmu. Orang tuamu tiba tiba pulang ke rumah, dan kudengar mereka akan mengadakan makan malam bersama”
“jinjja? Itu kan hal biasa. Kenapa gawat? Yang jelas aku tidak akan i-“
“acara perjodohan” luhan dengan cepat memotong pembicaraan jihyun. Jihyun langsung merubah raut wajahnya yang tadinya kesal menjadi cemas.
“sehun oppa akan dijodohkan dengan siapa?”
“bukan dia yang dijodohkan. Geundae neorago”
Keringat dingin keluar dari keningnya. Matanya yang merah mulai berair lagi. Sungguh dia tidak menyangka. ‘Setelah dia menghancurkan hidupku dan oppa, sekarang dia mau menhancurkan masa depanku? Dunia memang tak adil. Aku benar benar membenci kalian’ jihyun mengepalkan kedua tangannya dengan kuat.
Luhan yang melihatnya merasa iba pada jihyun, yang sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri. Dia ingin menghapus air mata itu. Tapi dia sedang menyetir.
Ooo

“cukup karena kalian sudah menghancurkan hidupku! Jangan sampai kalian menghancurkan hidup jihyun! Aku menyayanginya! Jebal appa, eomma!” teriak sehun sambil menangis dan berlutut didepan orangtua  yang benar benar membuatnya muak.
“ini demi perusahaan oh sehun!” bentak tuan oh dan dia menghentakkan kakinya kasar yang membuat sehun terjatuh.
“KALIAN TIDAK PERNAH MEMIKIRKAN SEDIKITPUN TENTANG PERASAAN KAMI! HANYA UANG, HARTA, PERUSAHAAN, DAN BISNIS YANG KALIAN PIKIRKAN!! TAK BISAKAH KALIAN MEMIKIRKAN KEADAAN KAMI BARANG SEDETIK SAJA?! IYA KAN APPA, EOMMA?!! KURASA KALIAN TAK PANTAS DIPANGGIL ORANGTUA, KARENA SUNGGUH, KALIAN BENAR BENAR TAK PANAS LAGI DISEBUT ORANGTUA!!”  kalimat makian kasar keluar dari mulut seorang yeoja yang baru datang. Dan hatinya serasa di iris iris. Bukan karena perjodohan ini, tapi karena melihat oppanya jatuh tersungkur dilantai. Jihyun tak bisa menahan air matanya.
PLAKK!!
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi mulus yeoja itu. Sakit, panas, perih, dan marah bercampur aduk menjadi satu. Dia sudah benar benar muak dengan kehidupan ini. Kehidupan yang selalu mengekang masa masa indahnya bersama semua orang yang disayanginya.
Hati sehun bagai hancur berkeping keping melihat uri dongsaengnya itu ditampar oleh appanya sendiri. Sedangkan jihyun nampak menikmati detik detik kejadian itu. Bukan menikmati, tapi mencoba merasakan rasa perih dihatinya. Setidaknya hal ini bisa dijadikan memori terburuk bukan?
“para pelayan! Cepat bawa jihyun kekamarnya dan dandani dia secantik mungkin! Kita akan kedatangan tamu 2 jam lagi” perintah eomma jihyun.
“dan untuk bodyguard, kurung dan kekang sehun digudang belakang! Anak itu sudah kurang ajar!” suruh appa sehun sambil menunjuk kehalaman belakang.
Para pelayan dan bodyguard melakukan tugas mereka masing masing. Jihyun dan sehun sempat berontak, namun percuma. Mereka kalah jumlah dan sementara itu, mereka belum makan apapun.
Sedangkan luhan? Namja itu pergi lagi setelah mengantar jihyun sampai didepan gerbang rumahnya. Dia masih harus mengurus data data penting mengenai surat kepindahannya besok bersama sehun.
Ooo

Jihyun keluar dari kamar dengan menggunakan dress diatas lutut yang berwarna hitam. Dress itu menampilkan bahu jihyun yang putih dan leher jenjangnya yang indah. Rambutnya pun juga digerai dengan tatanan tertentu.
Mata merahnya yang sembab telah sukses tertutupi dengan eyeliner yang di oleskan oleh maidnya. Sungguh, dia benci memakai make up, dan dia benci perjodohan. Dia berharap kalau tunangannya adalah namja yang baik seperti sehun. Tapi sepertinya itu salah. Karena luhan mengatakan kalau tunangannya adalah sahabat karib appanya. Dia tidak bisa menebak siapa, karena appanya mempunyai banyak sahabat karib.
“bisakah aku menemui oppaku sebelum aku menemui tamuku?” tanya jihyun pada salah satu maidnya.
Ya. Maidnya tadi mengatakan kalau tamu -tunangan- nya sudah menunggu dimeja makan. Mereka memang akan melakukan makan malam bersama. Perutnya memang sudah kelaparan sedari tadi, tapi dia menolak untuk itu. Satu satunya hal yang dia inginkan adalah menemui kakaknya dan kabur dari acara memuakkan ini.
Disaat maidnya tersenyum sambil mengangguk, dia mengantarku kehalaman belakang. Aku memperhatikan disekelilingku ada banyak bodyguard yang berjaga. Dan tidak ada ruang bagi jihyun untuk meloloskan diri beserta oppanya kabur dari rumah.
Jihyun menghembuskan nafas pelan. Dia lalu membuka pintu gudang dan menyalakan lampu disana. Saat lampu sudah bersinar dengan terang, dia terkejut mendapati kondisi kakaknya yang mengenaskan. Kedua kaki dan tangannya diikat dengan beberapa rantai yang menimbulkan suara gemerincing. Jihyun tidak tahan untuk tidak menangis. Dia menangis sejadi jadinya sambil berlari memeluk oppanya itu. Oppanya hanya tersenyum hangat menyadari keberadaan adiknya. Ingin dia membalas pelukan itu, ingin dia membelai surai coklat yang lembut itu, dan ingin sekali dia mengusap punggung adiknya itu. Namun bagaimana? Kedua tangannya terikat dan dia terlalu lemah untuk sekedar berbicara.
“oppa.. maafkan aku oppa.. aku tidak bisa membelamu disaat kau membelaku.aku bodoh oppa. Naega jeongmal jeongmal paboya yeoja.. aku benci diriku oppa! Aku benci!!” jihyun meluapkan rasa amarahnya dengan meremas baju belakang milik sehun.
“kau boleh membenciku oppa. Aku memang dongsaengmu yang tidak tahu diri dan tidak tahu rasa berterimakasih. Tapi aku sangat menyayangimu oppa..” teriak jihyun emosi.
Tak terasa bulir bulir bulir air mata jatuh dipipi namja tampan itu. Dia menangis tanpa suara. Beda dengan adiknya yang terus terusan terisak. Hal itu membuat hati sehun pilu. Dia paling tidak suka melihat ataupun mendengar jihyun menangis. Dia benci itu. Tapi dia tidak membenci jihyun. Sehun malah sangat menyayanginya.
“nona muda, nyonya besar memanggil anda”  jihyun melepaskan pelukannya dari sehun lalu mengangguk. Tapi sebelum dia berdiri, dia menatap sehun lekat dan menghapus air mata itu dipipinya dengan ibu jarinya.
“uljima. Aku akan kesini nanti oppa” jihyun berdiri menghampiri pelayannya. Dia merubah raut wajahnya menjadi datar dan dingin. Seperti yang biasa ia tunjukkan pada semua pelayan disini.
“nona muda, nyonya besar bilang, bahwa anda harus bisa memikat hati tuan muda. Dan jika tuan muda tidak tertarik pada anda, tuan besar tidak akan segan segan membunuh tuan muda sehun” mata jihyun melotot kaget. Sang maid yang melihat itu hanya mengambil suatu barang dikantungnya dan mengoleskannya di bagian bawah mata gadis itu. Lalu memberi pipinya bedak.
Kini dia sudah duduk diruang makan. Dan berhadapan dengan seorang namja yang sedari tadi menunduk. Melihat itu, eomma dari namja itu menyenggol sikunya dan berbisik “perkenalkan dirimu”
Namja itu mengangkat kepalanya dan menghadap ke arah appa dan eomma -yang tidak dianggap- jihyun. Lalu memperkenalkan dirinya
“annyeong haseyo. Jeonun Byun Baekhyun imnida, bangapseumnida” setelah itu, dia mengalihkan pandangannya, melihat wajah yeoja dihadapannya. Setelah melihat wajah gadis itu, dia tersenyum. Bukan tersenyum biasa, tapi menyeringai licik.
Namun gadis yang dihadapannya itu tidak menyadari tatapan dan seringaian licik dari seorang namja yang ada didepannya. “annyeong haseyo. Jeo-“
“aku menerimanya”jihyun mengatupkan bibirnya rapat dan memandang tak percaya ke arah baekhyun yang baru disadari keberadaannya itu (?) sedang orang tua mereka masing masing terlihat tersenyum bahagia.
“appa. Aku ingin tanggal pernikahan ditentukan lusa” semua yang dimeja makan -selain jihyun dan baekhyun- tertawa dan bertepuk tangan senang.
aku akan menikah dengan orang yang kubenci? Tapi ini semua demi oppa’ pikir jihyun yang menahan air matanya agar tidak tumpah saat itu juga.
Ooo

Acara makan malam telah usai sekitar 1 jam yang lalu. Keluarga Byun sudah pulang disaat itu juga. Orangtuanya kembali lagi kekantor yang mungkin untuk mengatur berkas berkas penting mereka.
Jihyun berjalan menuju ruang makan dan mengambil piring, lalu mengisinya dengan beberapa lauk paku dan nasi diatasnya. Tak lupa, dia juga membuatkan teh hangat untuk oppanya. Dia khawatir karena oppanya belum makan.
Jihyun berjalan mengendap ngendap ditengah kegelapan malam. Dia tidak mau membangunkan maid atau bodyguardnya yang sedang tertidur pulas. Dia berjalan dan terus berjalan sampai dia ada didepan gudang. Dengan susah payah, dia membuka pintu ruangan menggunakan sikunya. Dan yah, akhirnya terbuka.
Dia menaruh makanan itu dilantai. Lalu menutup pintu dan menyalakan lampu. Lalu berbalik dan mengambil makanan itu. Dia tersenyum saat melihat oppanya tertidur.
“oppa.. ppali ireona. Kau belum makan apa apa sejak pagi tadi kan?” jihyun menggoyangkan bahu sehun pelan, sampai sehun terbangun. Dan sehun hanya menebar senyumnya.
“ayo buka mulutmu.. aku akan menyuapimu oppa” sehun membuka mulutnya dan makan dengan disuapi jihyun.
Melihat sehun yang makan dengan lahapnya, itu membuat jihyun terharu. Bagaimana jadinya kalau baekhyun menolak perjodohan tadi? Bagaimana nasibnya dan nasib oppanya selanjutnya? Jihyun menyuapi oppanya sambil menangis.
“gwaenchana?” akhirnya sehun membuka suaranya. Jihyun hanya mengangguk pelan. Dia begitu telaten saat menyuapi oppanya. Menyuapinya dengan pelan pelan dan memberinya minum disaat dia tersedak.
Setelah acara menyuapi itu selesai (?). jihyun menaruh piring dan gelas kotor itu kedapur. Hanya sekedar meletakkan, tidak ada niatan mencucinya. Lalu dia berjalan pelan menuju kamarnya dan mengambil 2 selimut yang tebal dan membawanya menuju gudang.
Setelah sampai di gudang, dia melihat kalau oppanya masih terjaga. Jihyun menutup pintu, lalu menyelimuti badan oppanya dengan selimut yang paling tebal. Sehun membalas kebaikan adiknya itu dengan senyuman. Sungguh. Sehun ingin sekali membelai dan memeluk erat tubuh adiknya, namun rantai sialan itu mengekangnya sekarang.
“bolehkan aku tidur dipangkuanmu oppa? Dan sambil memelukmu?” tanya jihyun takut takut.
Sehun mengangguk pelan, mengiyakan.
Jihyun menjatuhkan kepalanya dipangkuan sehun lalu memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, dia akhirnya jatuh tertidur. Sehun yang melihat adiknya tidur dengan lelap, tiba tiba merasa ingin menangis.
“ya Tuhan, terimakasih telah mengirimiku malaikat kecil yang sangat menyayangiku. Aku begitu menyayanginya Tuhan. Kumohon,  jaga dia Tuhan. Aku sangat bersyukur mempunyai malaikat kecil sepertinya. Malaikat tanpa sayap yang mengantarku pada kebahagiaan” tanpa terasa, air mata sehun jatuh begitu saja dan menyapu pipinya yang semula kering menjadi basah. Dia ingin menghapus air mata itu, karena tidak mau kalau adiknya melihatnya. Namun mengingat keadaannya yang sekarang, dia hanya berdiam diri dan menunggu sampai air matanya kering.



TO BE CONTINUED . . .

5 komentar:

  1. Setelah baca ffnya ... lumayan bagus kok, ini ff pertama yang dipost yaa??

    Untuk pemula bagus rangkaian kata" nya , suka suka ....
    Tapi , ngomong" aku telat coment yah ? Ah mian... Lanjut deh Lanjut \^_^/

    BalasHapus
  2. Bagus banget lanjutin dong :3:3

    BalasHapus
  3. Aku belum baca..tapi ninggalin komentar. Lanjut kakak..hwaiting^_^9

    BalasHapus
  4. Bagus thor ff nya..
    lanjut nya jngn lama2 ya thor :D

    BalasHapus