Auhor : Riska Jung a.k.a. Frencessca Kitiwhut
Cast : Lee Ahreum as T-ara’s member
Jung Ilhoon as BTOB’s member
Other Cast : Yook Sungjae as BTOB's member
Kwon Sohyun as 4Minute’s member
Han Sang Hyuk as VIXX's member
Genre : Romance, school life, drama
Rating : T
Length : Chapter
Pernah di upload juga di ->> https://www.facebook.com/notes/riska-wisma-anggraini/1-4-3/351871015019358 dan https://www.facebook.com/notes/riska-wisma-anggraini/1-4-3-chapter-2/352347641638362 ^^
Alur murni dari author
-0-0-0-
Cahaya mentari pagi mulai mencoba menerobos dari sela sela gorden jendela yang sedikit terbuka. Suara kicauan burung gereja yang mulai bersahutan juga mulai membuat suasana yang hangat menjadi sedikit ramai. Dan berkat celotehan burung gereja itulah yang berhasil mengusik ketenangan seorang yeoja manis yang mulai membuka matanya perlahan. Dia mengerjapkan matanya berulang kali dan mulai mengambil posisi duduk untuk merentangkan kedua tangannya sambil menguap lebar.
Yeoja itu menatap sekilas dengan keadaan kamar yang dia tempati dengan wajah mengantuk. Baru saja dia akan membaringkan tubuhnya, suara lembut seorang namja menggagalkan niatnya. Ah sial, gumam yeoja itu sambil berdecak kesal. Dengan tidak pedulinya, dia kembali berbaring dan meraih sebuah guling disampingnya. Belum sampai semenit, dia merasakan sakit dikepalanya. Dan mau tidak mau, dia bangun dan mengambil posisi duduk sambil meringis.
“Hei, sampai kapan kau akan tertidur bodoh,” namja yang tadinya menggagalkan aksi tidurnya, tiba-tiba saja sudah ada disebelahnya sambil menjitak kepalanya.
“Hongbin oppa… ,” Ahreum -gadis tadi mulai merengek seperti biasanya.
“Tidak! Sekarang cepatlah mandi dan kita pergi ke sekolah bersama.”
Dengan sangat terpaksa, Ahreum berdiri dari tempat tidur dan mulai menyeret kakinya yang terasa sangat berat.
Ahreum. Atau dengan nama lengkapnya, Lee Ahreum. Seorang gadis cantik, manis, tapi tidak cukup pintar -bahkan bisa dikatakan bodoh. Ia adalah anak ke-2 dari keluarga Lee. Ayahnya adalah CEO di HB Lee Coorporation. Sedangkan kakaknya, Lee Hongbin dia adalah namja tampan, ramah, dan pintar. Selisih umurnya dengan Ahreum hanya terpaut 2 tahun saja. Jadi untuk tahun ini, mereka berdua bersekolah di sekolah yang sama.
Seperti pada pagi sebelumnya, mereka berangkat sekolah bersama dengan mobil red sport milik Hongbin. Setelah sampai di parkiran sekolah, Ahreum keluar dari mobil terlebih dahulu, dan baru disusul oleh Hongbin.
“Ara-ya, sepulang sekolah nanti, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku ada tugas bersama temanku.”
“Ne oppa,” Ahreum hanya menganggukkan kepalanya sejenak dan melenggang pergi. Bukannya Ahreum tidak peduli atau terkesan tidak menghargai kakaknya yang sedang berbicara. Tapi karena bel masuk akan berbunyi 15menit lagi, sedang dia masih belum menyelesaikan tugas fisika miliknya. Yeah, pelajaran yang paling dibenci olehnya.
Tampak dari cara Ahreum berjalan yang sedikit tergesa. Dia terus melangkah ke lantai 2, letak kelasnya berada sambil sesekali membalas sapaan teman-temannya -Ahreum termasuk yeoja famous disekolahnya. Selain cantik, dia juga terkenal dengan kebodohannya. Saat melihat angka 10-1, dia langsung memasuki ruangan tersebut, tetapi tidak langsung menuju bangkunya, melainkan ke bangku lain.
“Sungjae-ya… ,” Ahreum langsung saja memeluk temannya, Sungjae dari belakang.
Sungjae menghentikan acara mengobrolnya dengan Peniel dan Myungsoo saat merasakan ada lengan yang melingkar di perpotongan lehernya. Dia melepaskan lengan yang masih menggantung dilehernya dengan perlahan dan membalikkan badannya agar berhadapan dengan Ahreum.
Ahreum hanya tersenyum dua jari saat melihat temannya ikut tersenyum, “Apa kau bisa mengajariku mengenai tugas fisika, heumm?”
Tanpa berkata apapun, Sungjae tersenyum dan mengambil sebuah buku -tugas fisikanya di dalam tasnya, lalu menyodorkannya ke Ahreum, “Ini. Kupikir akan percuma saja kalau aku mengajarimu, karna sampai mulutku berbusa pun, kau tidak akan mengindahkanku ataupun mendengarkanku.”
“Aisshh… Aku tidak sebodoh itu, Sungjae,” Ahreum menggembungkan kedua pipinya dan berlalu meninggalkan Sungjae, Peniel, dan Myungsoo yang terkekeh geli menuju bangkunya, pojok belakang dan dekat jendela yang menghadap langsung ke lapangan outdoor sekolahnya.
Setelah Ahreum selesai menyalin tugas fisika milik Sungjae, dia segera berdiri dari bangkunya dan mengembalikan bukunya pada pemiliknya. Lalu dia kembali ke bangkunya semula.
Baru dia menopang dagunya untuk tidur, seseorang menepuk bahunya. Han SangHyuk! Teman dekat Ahreum semenjak dia masuk ke sekolah ini. Temannya yang suka mencairkan suasana dengan mulutnya yang tidak bisa berhenti berbicara jika ada satu topik yang menarik untuk di bicarakan.
“Hei, ku dengar akan ada murid baru dikelas kita,” ucap Hyuk saat dia sudah duduk di sebelah Ahreum.
“Lalu?”
“Dikelas ini, hanya bangku disebelahmu saja yang kosong.”
“Eunngg… Apakah dia namja? Atau yeoja?”
“Entahlah, tapi sepertinya yeoja. Kau tau kan, kalau dibandingkan dengan yeoja, murid namja jumlahnya lebih banyak. Dikelas ini saja murid yeojanya hanya ada 8, sedang murid namja ada 11. Jadi kurasa, kali ini adalah murid yeoja.”
“Eoh, kau tau darima… ,” belum sampai Ahreum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Wu sonsaengnim memasuki kelas. Jadi, Hyuk kembali ke bangkunya, sedangkan Ahreum menata seragamnya yang mungkin saja terlihat lusuh. Dia hanya tidak mau dihukum oleh Wu sonsaengnim, guru yang terkenal paling kejam seantero sekolah.
Mungkin ini juga adalah salah satu alasan mengapa Ahreum paling tidak suka pelajaran fisika. Selain karena pelajaran yang sulit, pelajaran ini juga menguras otaknya. Dan alasan utamanya adalah, yang menjadi gurunya adalah Wu sonsaengnim.
Ahreum memperhatikan setiap langkah Wu sonsaengnim, bukan karena dia menyukai gurunya itu atau apa, tapi karena dia menanti murid baru yang diceritakan oleh Hyuk tadi. Tapi tidak ada. Sepanjang pelajaran berlangsung, bahkan sampai bel berbunyi pun, tidak ada seorang gurupun yang mengenalkan murid baru dikelasnya.
Malah yang ada adalah, setiap guru itu meminta tugasnya untuk dikumpulkan, lalu mereka memberikan tugasnya. Tapi memang beruntung, Ahreum sudah menyalin tugas Sungjae, jadi dia tidak perlu khawatir.
At Canteen
“Yak! Kau ini berbohong rupanya,” Ahreum memukul lengan Hyuk pelan namun berulang kali. Dia bahkan tidak mengindahkan Hyuk yang meringis berulang kali.
“Mian… Aku hanya mendengar berita tadi dari para yeoja yang ada di koridor.”
“Hei, kalian berdua ini! Berhentilah,” Sohyun dan Sungjae datang sambil membawa 2 buah nampan yang masing-masing terdapat 2 gelas cola dan 2 bungkus fried potatoes. Dan yah seperti biasa, Ahreum dan Hyuk akan adu mulut jika mereka tidak sependapat.
Ahreum menekuk wajahnya dan langsung mengambil segelas cola dan sebungkus fried potatoes di nampan Sohyun, lalu menegak gelas colanya hingga seperempatnya. Sedang Hyuk mengambil -atau bisa disebut mencuri kentang milik Ahreum. Ahreum yang mengetahuinya, langsung menjitak kepala Hyuk.
“Kau memiliki bagianmu sendiri,” cerocos Ahreum sambil menyembunyikan bungkus kentang dan colanya dibalik lipatan tangannya yang dia kesampingkan. Lalu dia membuang mukanya dan menoleh lagi ke Sungjae yang kebetulan duduk berhadapan dengannya.
“Sungjae-ya, apakah di kelas kita akan ada murid baru?”
“Eoh? Aku tidak tahu. lagipula tidak ada seorang gurupun yang memberitahukannya padaku.”
“Ah, benarkah? Aku merasa bosan kalau harus duduk sendirian dikelas,” Sohyun tersenyum menanggapi perkataan Ahreum, yang sepertinya akan bercerita lebih panjang lagi.
“Aku tidak peduli yeoja atau namja yang akan menjadi temanku nanti, yang penting aku memiliki teman sebangku yang bisa ku ajak berbagi cerita.”
"Hei, kenapa kalian bertiga tidak menggubrisku," entah untuk berapa kalinya, kini Ahreum menggembungkan pipinya kembali. Yah, mungkin itu sudah menjadi kebiasaan barunya sekarang. menggembungkan pipinya saat dia merasa kesal.
Melihat ketiga temannya yang malah sibuk dengan makanannya dan bukan dengan dirinya, itu membuatnya benar benar merasa kesal. Akhirnya dia bangun dari tempatnya duduk dan pergi melenggang begitu saja sambil membawa gelas colanya.
Sungjae dan yang lainnya hanya melirik kepergian Ahreum dengan senyum. Mereka tidak terlalu memperdulikan kalaupun Ahreum marah pada mereka. Pasalnya, yeoja itu pasti akan baik-baik sendiri nantinya saat dia membutuhkan sesuatu.
“Memangnya benar ada murid baru dikelas kita?” tanya Sohyun pada Hyuk.
“Entahlah, aku mendengarnya dari beberapa yeoja yang kebetulan lewat didepan koridor kelas tadi pagi.”
“Mungkin itu hanya rumor. Buktinya sampai sekarangpun tidak ada murid baru.”
“Hahaha… Kalaupun ada, harusnya Ahreum bersyukur…”
Sementara itu,
Berbagai kata umpatan terus meloncat dengan riang gembira di otaknya. Mulutnya pun tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah pada ketiga temannya. Pertama, Hyuk telah membohonginya kalau akan ada murid baru dikelasnya. Kedua, ketiga temannya terus saja tidak menggubris ucapannya.
‘Ah sial sia,’ umpat Ahreum dalam hati.
Dan karena pada saat itu dia tidak memperhatikan jalan dengan baik, dia tidak sengaja menumpahkan colanya ke seragam orang lain yang berjalan didepannya. Otomatis, dia mendongakkan kepalanya untuk melihat almamater siapa yang terkena colanya. Bahkan jika diperhatikan lagi, kini gelas colanya sudah benar-benar kosong. Dan itu artinya, semua isinya telah tumpah ke almamater orang itu.
Saat Ahreum mendongakkan kepalanya, dia benar-benar terkejut melihat siapa orang itu. Dia bahkan menggigit bibir bawahnya dan kakinya sedikit bergetar. Kepalanya ia tundukkan dalam-dalam sambil merutuki kesalahan bodoh yang telah dia lakukan.
“J-jj-Jweosong-songhamnida sunbae-nim.. “
Ahreum POV
Berbagai kata umpatan terus meloncat dengan riang gembira di otakku. Mulutku pun tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah pada ketiga temanku. Pertama, Hyuk telah membohongku kalau akan ada murid baru dikelas. Kedua, ketiga temanku terus saja tidak menggubris ucapanku.
‘Ah sial sia,’ umpatku dalam hati.
Dan karena pada saat itu aku tidak memperhatikan jalan dengan baik, aku tidak sengaja menumpahkan colaku ke seragam orang lain yang kebetulan sedang berjalan didepanku. Otomatis, aku mendongakkan kepalaku untuk melihat almamater siapa yang terkena colaku. Bahkan jika diperhatikan lagi, kini gelas colaku sudah benar-benar kosong. Dan itu artinya, semua isinya telah tumpah ke almamater orang itu.
Saat aku mendongakkan kepala, aku benar-benar terkejut melihat siapa orang itu. Aku bahkan menggigit bibir bawahku. Aku menundukkan kepalaku dalam dalam. Sungguh, aku sangat menyesal karena tidak memperhatikan jalanku sehingga aku menabrak orang ini.
“J-jj-Jweosong-songhamnida sunbae-nim.. “
“Apa yang akan kau lakukan setelah ini?”
Deg. Demi apapun, diantara semua sunbae galak, jelek, bodoh, berandalan, dan yang lainnya, aku benar benar takut dengan orang ini. Dengar saja, suaranya pun terdengar tidak akrab sama sekali. Suaranya memang kecil dan terdengar lembut, tapi tatapan matanya tajam, wajahnya yang datar, dan ucapannya yang sebenarnya sangat dingin itu.
Ahh… apa yang harus kulakukan setelah ini? Hongbin oppa, kau akan ku maafkan karena mengganggu acara tidurku -yah meskipun seharusnya berterimakasih karena bisa datang ke sekolah lebih awal dan menyalin tugas fisika, dan juga karena tidak bisa mengantarku pulang. Hyuk, akan kumaafkan kau karena telah membohongiku hingga aku merasa putus harapan karena tidak mendapat teman sebangku sampai semester depan. Sohyun dan Sungjae, aku akan memaafkan kalian berdua yang sering mendiamkanku, bahkan terkesan tidak peduli -walaupun kalian masih mau mendengarkan keluh kesahku, tapi hey, setidaknya kalian berdua harus merespon. Walaupun hanya dengan kata ‘Oh’
Baiklah… Kalian berempat akan ku maafkan tanpa syarat, asalkan kalian datang sekarang juga dan menyelamatkanku dari situasi ini. Demi cheese cake kesukaanku, aku rela tidak memakanmu selama 1 minggu -ah tidak, maksudku satu hari, asalkan aku bisa selamat. Aku benar-benar tidak mau dan tidak akan pernah mau berurusan dengan sunbaeku ini.
Aku meneguk salivaku dengan gugup, aku bahkan meremas tanganku hingga buku jariku memutih. Lalu aku mulai mendongakkan kepalaku untuk mengatakan kalau lebih baik aku yang mencuci almamaternya. Setidaknya hal itu bisa membuat urusanku selesai dengannya.
Tapi saat aku mendongakkan kepalaku dan menegakkan tubuhku, aku tidak melihat seorangpun berdiri didepanku. Aku membalikkan badanku ke segala penjuru koridor, tapi aku tidak melihat sosoknya. Yang kulihat hanyalah beberapa murid yang berlalu lalang disepanjang koridor.
Ah benar. Daripada aku harus membuang waktuku hanya untuk mencarinya, lebih baik aku ke kelas saja. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Dan sepertinya aku harus bersyukur. Karena itu artinya, aku tidak akan berurusan lagi dengan orang itu tadi.
Ahreum POV End
-0-0-0-
Author POV
Akhirnya, penantian dari semua siswa berakhir sudah. Suara nyaring bel telah terdengar dipenjuru sekolah. Bel yang sudah dinantikan oleh semuanya. Yaitu bel pulang. Setelah Yoo saem keluar kelas, hampir seluruh murid dalam kelas itu berdiri dan mulai berhamburan keluar kelas. Ada yang berfikir untuk segera pulang dan tidur siang, ada yang ingin pergi bermain dengan teman-temannya, ada yang ingin berkencan dengan kekasih mereka, dan ada juga yang pergi untuk mengikuti ekstrakulikuler.
Di Yonghwa Art High School memang tidak menyediakan berbagai macam ekstra. Hanya beberapa ekstra penting dan menonjol saja yang ada disekolah ini. Contohnya seperti dance class, vocal group, soccer, cooking class, dan basket saja.
Yeoja berambut panjang bergelombang dan berwajah manis itu mendekati salah seorang yeoja yang duduk dipojok kelas dekat jendela yang sedang memegangi perutnya dan meletakkan kepalanya di atas meja. Dia duduk disamping yeoja itu dan menepuk bahunya perlahan.
“Ada apa? Kenapa kau memegangi perutmu seperti itu? Kau juga menekuk wajahmu ters sedari tadi,” tanya yeoja berambut panjang tadi yang bername tag Kwon Sohyun.
Ahreum mengangkat kepalanya dan menatap Sohyun dan Hyuk serta Sungjae -yang mendekati bangkunya dengan mata berbinar. Dia sedikit meraba perutnya dan membelainya lembut, berharap ketiga temannya itu mengerti maksudnya.
“Woooaaa… Apa sekarang kau sedang mengandung?”
Ahreum maupun Sungjae dan Sohyun membelalakkan matannya mendengar penuturan Hyuk. Hal pertama yang Sungjae dan Sohyun pikirkan adalah, ‘Bagaimana Ahreum bisa hamil kalau dia saja tidak pernah memiliki kekasih?’
Dengan segera Ahreum menepis tangan Hyuk yang hendak menyentuh perutnya yang masih dibungkus seragam itu dengan mata berbinar dan wajah sok polosnya. Ahreum menggelengkan kepalanya berulang kali dan menggembungkan pipinya.
“Aisshh.. Masa kalian tidak peka sih? Aku sedang kelaparan, jadi belikan aku cheese cake,” dengan langkah terburu-terburu, Ahreum menarik lengan Sungjae dan Sohyun menuju kantin sekolah. Sedang Hyuk membawa tas Ahreum yang tidak dibawanya tadi dan berjalan mengikuti Ahreum dibelakangnya.
Sungjae mengusap ujung bibir Ahreum yang terkena remahan kue dengan selembar tissue, “Kau ini! Bagaimana bisa mendapatkan kekasih kalau cara makanmu saja masih seperti anak kecil.”
Dan seperti biasa, jika sudah berhadapan dengan makanan favoritnya, dia akan melupakan atau bahkan tidak memperdulikan keadaan sekitarnya. Seperti sekarang, dia tidak memperdulikan Sungjae yang terus mengoceh mengenai kelakuannya yang masih seperti anak kecil. Lagipula, dia tidak terlalu memerlukan sesuatu yang dinamakan ‘kekasih’ atau apapun itu sebagainya. Yang dia butuhkan hanyalah teman mengobrol dibangkunya. Karena dia tidak suka suasana sepi dan dia benci duduk sendiri.
Setelah menghabiskan kuenya, Ahreum meneguk coffee latte miliknya dan mulai membuka suaranya. Dia tidak peduli kalau nantinya teman-temannya tidak akan meresponnya lagi. Dia hanya ingin berbagi cerita saja.
“Tadi aku menumpahkan minuman cola milikku ke almamater seorang sunbae saat aku sedang berjalan dikoridor di jam istirahat tadi.”
“Siapa,” tanya Sohyun sambil memasukkan handphonenya ke dalam saku roknya. Yah, sambil menunggu Ahreum menghabiskan kuenya, Sohyun fokus bermain handphone, Hyuk hanya duduk diam, dan Sungjae terus mengoceh dengan kelakuan Ahreum yang seperti anak kecil.
“Eungg,, Leo sunbae….”
“Apa???”
Mendengar Sungjae, Hyuk, dan Sohyun yang membelalakkan mata terkejut dan berteriak tidak percaya, Ahreum hanya menyunggingkan senyum tipis. Sejujurnya, dia telah menebak bagaimana respon teman-temannya nanti.
“Iya… Jadi saat break time tadi, aku menumpahkan colaku ke almamater Leo sunbae,” tanpa diminta pun, Ahreum sudah menjelaskan apa yang kira-kira akan ditanyakan teman-temannya nanti.
“Apa dia memukulmu,” tanya Sohyun.
“Apa dia menendang pantatmu,” tanya Sungjae yang rasanya minta digampar oleh Ahreum.
“Apa dia membunuhmu?”
“Yak! Hyukkie, kalau Leo sunbae membunuhku, mungkin yang duduk disampingmu ini adalah arwahnya saja, bodoh!”
Sementara Hyuk dan Sungjae terkekeh geli, Sohyun melontarkan pertanyaan lagi yang sama dengan apa yang Ahreum pikirkan, “Apa Leo sunbae tidak meminta ganti rugi, atau memarahimu, atau semacamnya?”
Mendengarnya, Ahreum hanya terdiam, “Entahlah. Dia langsung pergi begitu saja. Sudahlah, aku ayo kita pulang saja,” Ahreum menarik lengan Sohyun manja. Dan jika ada kalimat ‘ayo kita pulang’ , itu berarti Ahreum sedang meminta tumpangan. Yah, ini memang bukan pertama kalinya Ahreum menumpang di mobilnya. Padahal, Sohyun sudah berkali-kali menyarankan Ahreum agar membeli mobil sendiri hingga dia tidak menumpang lagi, tapi jawaban Ahreum selalu sama, ‘aku tidak bisa menyetir.’
-0-0-0-
Pagi yang cerah ini tidak secerah hati Ahreum. Pagi yang tenang ini, tidak setenang pikiran Ahreum. Kini, langkah kakinya terus menggebu menapaki lantai koridor sekolah dengan tergesa-gesa. Yah, hari ini dia terlambat. Tidak masalah memang jika hanya terlambat 5 menit, tapi dia sudah terlambat 15 MENIT!! Dan hari ini yang mengajar adalah Wu sonsaengnim! Guru tergalak dan guru yang paling dibencinya disekolah.
Ahreum terus merutuki kakak lelakinya yang semalam tidak pulang ke rumah. Memang benar kalau kakaknya itu sudah mengatakan padanya kalau dia akan mengerjakan tugas sekolah bersama temannya hingga dia tidak bisa mengantarnya pulang kemarin, tapi kakaknya tidak bilang kalau dia akan menginap! Dan karena pada dasarnya Ahreum terbiasa dengan suasana pagi hari dimana kakaknya yang membangunkannya, alhasil dia bangun kesiangan karena tidak ada yang membangunkannya. Dan juga, dia harus naik taxi dan jalanan juga sedikit macet.
Ahreum mempercepat langkahnya agar sampai kelasnya lebih cepat. Saat dia melihat pintu kelasnya, dia mengatur nafasnya terlebih dahulu, lalu membuka pintu kelasnya. Terlihat Wu sonsaengnim yang menatapnya galak ditambah dengan tatapan murid kelas 10-1 yang menatap Ahreum iba. Sedangkan Hyuk, Sungjae, dan Sohyun menahan tawa mereka. Ini adalah kali pertamanya Ahreum terlambat masuk kelas, dan mereka bertiga menanti apa kira-kira hukuman yang diberikan Wu sonsaengnim.
“Maafkan saya saem, saya terlambat.”
Wu sonsaengnim menaikkan sedikit alisnya dan mengangguk, “Baiklah, karena ini pertama kalinya kamu terlambat, saya maafkan. Tapi lain kali, jangan sampai terlambat lagi. Mengerti, Lee Ahreum?”
Ahreum mengangguk berulang kali dengan raut wajah senang dan saat dia melewati bangu Sungjae dan Hyuk -kebetulan mereka berdua duduk sebangku, Ahreum menjitak kepala mereka pelan. Lalu pandangannya menuju bangkunya. Dan dia berhenti sejenak. Dia melihat ada seorang namja yang duduk dibangku sebelahnya. Dan terlihat namja itu juga melihat ke arahnya sambil menyunggingkan senyum manisnya.
Ahreum terpaku sejenak melihatnya.
“Namja itu? Dia…..”
1
2
3
TBC
Gaje?? Hehe miann... Tapi yang penting kalian ngerti maksudnya kan? Kalo kaga ngerti bisa coment kok :v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar