RISKA'S BLOG

Kpoppers sejati yang hiatus karena kelas 9. Author at screenplays >

Rabu, 02 Desember 2015

FF//BTS-EXO//TRUST ME PLEASE//CHAPTER 2

Trust Me, Please ?

Cast :            Byun Baekhyun  [EXO]
                     Kim Taehyung    [BTS ]
                     Park Chanyeol    [EXO]
Other Cast :  Menyusul (?)
Rated         : T
Genre         : Romance, Hurt, Brothership, Family, Angst
Length       : Chaptered





Dimana Baekhyun hyung?”  aku mencengkeram bulu bulu lembut sofa berwarna soft white dengan kuat.

“Seharusnya ibu yang bertanya. Dimana hyungmu?”


DEG!


Ya Tuhan. Jadi Baekhyun hyung belum pulang? Lalu dimana dia? Dan apa yang harus ku lakukan? Kemana aku harus mencarinya? Baekhyun hyung sedang sedih dan kacau sekarang. Dia membutuhkan ketenangan. Dan sudah pasti dia akan mencari tempat yang sepi. Dan tempat yang sepi disini adalah taman bermain.

17.25 ini sudah sangat sore. Malam akan segera tiba, dan ayah akan segera pulang. Jika ayah tahu kalau aku tidak bersama Baekhyun hyung sebelum jam makan malam, pasti aku yang kena. Ayah sudah memberikan Baekhyung hyung sebagai tanggung jawabku. Karena itulah aku mengikutinya kemanapun dia pergi.

“Apa yang kau tunggu Taehyung-ah? Cepat cari hyungmu!”

Tanpa disuruh sampai kedua kalinya, aku pun segera berlari menuju pintu depan. Saat aku akan membuka pagar, aku mengingat sesuatu. Hyung pasti sangat kelelahan setelah seharian menangis. Jadi aku pergi menuju garasi dan mengambil sepeda pancalku yang ber merk vixsi. Aku menggiringnya ke luar pagar dan menutupnya kembali. Lalu aku menaikinya dan pergi menuju taman bermain. Kalau sudah sore begini, taman itu pasti sudah sangat sepi. Aku takut kalau suatu hal yang tidak ku inginkan terjadi pada hyungku, jadi aku mempercepat kayuhanku.

Setelah hampir sampai di taman, aku mengeremnya dengan perlahan hingga tidak menimbulkan suara berderit  dan langsung turun, lalu menggiringnya ke depan pintu gerbang taman. Aku tidak mau mengagetkan Baekhyun hyung dengan suara rem yang kuhentikan secara mendadak.

Dengan segera aku menyenderkan sepedaku disamping sebuah pohon yang entah aku tidak tahu namanya dan berjalan mengendap-ngendap di antara semak-semak yang sedikit rimbun dan mulai mengintip. Disana aku melihat Baekhyun hyung sedang duduk di atas ayunan sambil menundukkan kepalanya. Oh, lihatlah betapa menyedihkannya hyungku. Apalagi dilihat dari bahunya yang bergetar, dia pasti sangat sedih sekali.

Sedetik kemudian aku berdiri dan hampir berjalan mendekatinya sebelum tiba-tiba ada seorang pria yang tidak ku kenal mendekati hyungku. Lalu aku kembali merunduk diantara rerumputan saat hyung menegakkan badannya dan berhadapan dengan orang itu. Sebenarnya bisa saja aku mendekati orang itu lalu memberinya pukulan keras di rahangnya, tapi pasti hyung pasti akan menatapku tajam karena dianggap brutal dan tidak sopan. Lagipula aku tidak tahu, apakah orang itu berniat buruk atau malah sebaiknya. Dan bisa saja kalau pria itu adalah temannya hyung, karena pria itu mengenakan seragam sekolah kami.

Tunggu. Seragam sekolah kami? Hei, aku tahu pria itu. Dia adalah Park Chanyeol. Aku biasa melihatnya saat di perpustakaan, namun bukan berarti aku ini anak kutu buku yang sukanya ke perpustakaan. Tidak. Dulu, aku dan hyung kalau membolos pelajaran terkadang ke perpustakaan untuk tidur sampai jam pulang. Tapi sepertinya hyung tidak mengenal pria itu, karena begitu sampai dia langsung tertidur. Kuberitahu satu fakta. Baekhyun hyung tidak suka membaca buku. Dan aku mengenalnya karena dia pernah membantuku mengambil sebuah buku di rak yang paling tinggi. Ku rasa, dia cukup baik.

Ah itu tidak penting sekarang. Sekarang lihatlah, pria itu menyentuh pipi hyung dan menggenggam tangannya. Ah aku tidak bisa tinggal diam.

TAEHYUNG POV END



AUTHOR POV


Baekhyun kini hanya duduk termenung dengan pandangan kosong yang tertuju ke tanah yang sedang diinjaknya. Kini otaknya sedang mengolah perkataan Taehyung yang diucapkannya saat disekolah tadi. Dirinya benar-benar kalut sekarang. Banyak hal yang ingin Baekhyun katakan pada saat itu, namun dia tidak bisa mengutarakannya. Dia bisu. Dia tidak bisa berbicara.

Setetes air mata mulai menuruni pipinya yang putih kenyal. Rasa sesak didadanya terus mendesaknya unuk menangis lagi lagi dan lagi. Dan dia tidak bisa menahannya. Akhirnya baekhyun menangis dengan tubuh yang bergetar. Ia ingin berteriak untuk melampiaskan rasa kesalnya. Namun apa daya ia hanya bisa melakukannya dalam hati. Bergejolak dan berbicara dengan batin sendiri benar-benar membuatnya kesal dan merasa sendirian.

Tap tap tap

Baekhyun mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekatinya. Dia tidak berani menoleh. Dia takut kalau yang mendatanginya adalah Taehyung. Sungguh, ia sedang tidak ingin bertemu dengan saudara kembarnya itu.

Tidak lama setelah itu, Baekhyun mendengar kalau langkah kaki orang itu berhenti. Dia dapat melihat sepatu bermerk dengan warna dominasi hitam putih yang terlihat mahal ada didepan kakinya.  “Itu jelas bukan milik Taehyung,” batin Baekhyun dalam hatinya. Baekhyun semakin takut mendapati fakta kalau didepannya kini bukan adiknya. Meskipun Baekhyun memang tidak berharap kalau dia adalah adiknya, namun Baekhyun juga tidak berharap kalau yang mendatanginya adalah orang lain.

Karena merasa takut, Baekhyun menutup matanya dan menitikkan air matanya lagi. Dan saat itu juga, ia merasakan ada sebuah tangan besar yang menggenggam lembut tangannya yang sialnya terasa begitu hangat dan membuatnya nyaman. Perlahan, Baekhyun mendongak itu menatap orang itu. Dia adalah seorang pria yang mengenakan seragam yang sama dengannya. Walaupun posisinya sedang berjongkok, namun pria itu tetap terlihat tinggi. Wajah tampannya benar-benar terlihat ‘mewah’ ditambah dengan senyum manisnya. Pria tinggi itu mengenakan kacamata berwarna putih yang berbingkai hitam.

Tidak sadar kalau Baekhyun sedari tadi hanya diam mematung sambil memandang pria didepannya tanpa berkedip. Dia bahkan tak menyadari kalau pria itu telah melepaskan genggaman tangannya dan berpindah ke pipi kenyal Baekhyun untuk menghapus air matanya itu. Pria itu melakukannya dengan sangat pelan dan lembut.

“Ada apa denganmu? Kenapa menangis?”  Baekhyun hanya diam dan malah memandang pria itu sambil mengedipkan matanya berulang kali.

“Mengapa menangis sendirian disini heumm?”

“Apa kau ada masalah? Kau baru putus dengan pacarmu? Atau kau memiliki masalah dengan keluargamu? Kau tidak sedang kabur kan?

Rentetan pertanyaan itu membuat Baekhyun meneteskan air matanya lagi. Melihatnya, pria itu menampilkan wajah terkejutnya, lalu kemudian dia mengubahnya lagi menjadi tersenyum. Pria itu kembali mengangkat jari-jari panjangnya untuk menghapus air mata Baekhyun.

‘Kau satu sekolah denganku. Tapi apakah kau tidak pernah mendengar berita apapun tentangku di sekolah kalau aku ini tuna wicara?’  batin Baekhyun dalam hati.

“Jangan menangis lagi. Apa aku salah bicara tadi? Ah, apa kau takut denganku yang datang tiba-tiba? Jadi begini, rumahku ada disekitar sini. Saat aku pulang lewat sini, aku melihatmu sedang menangis sendirian. Awalnya aku tidak terlalu peduli, tapi saat melihat seragam yang kau kenakan, aku berubah pikiran. Hehe.”

“Euhmm, kenapa sedari tadi kau hanya diam? Apa kau marah padaku? Ah, atau suaramu sedang serak karena kebanyakan menangis? Ini, aku ada minum. Ambillah dan ceritakan padaku apa yang terjadi,”  Pria itu mengeluarkan sebotol air mineral dari tas hitamnya dan menyodorkannya pada Baekhyun. Baekhyun pun menerimanya dan langsung menenggak minuman itu, lalu mengembalikannya pada sang empu yang langsung di terimanya. Kemudian, pria itu berdiri dan duduk di ayunan disamping Baekhyun.

“Oh iya, namaku Park Chanyeol dari kelas 3-3. Kau Byun Baekhyun dari kelas 2-3 bukan? Haha. Apa kau penasaran bagaimana aku bisa mengetahuinya? Itu karena kau sering pergi ke perpustakaan untuk tidur saat jam pelajaran berlangsung kan? Aku mendengar seseorang yang terus bersamamu itu memanggilmu Baekhyun. Karena itulah aku tahu namamu. Dan soal kelas, aku tahu karena aku pernah melihatmu berada didalam kelas itu. Hei, tapi aku ini bukan penguntit ya.”

Pria bernama Chanyeol itu menghentikan tawanya dan menatap Baekhyun yang juga sedang memandang ke arahnya. “Ngomong-ngomong, kenapa sedari tadi kau hanya terus diam? Apa suaramu masih serak? Apa tenggorokanmu sakit?”

Pertama kalinya. Akhirnya kali ini Baekhyun menarik kedua ujung bibirnya untuk mengulas senyum tipisnya. Dia tersenyum karena dengan adanya Chanyeol disampingnya, entah mengapa ia merasa nyaman dan tidak merasa kesepian lagi. Bahkan Baekhyun sudah seikit melupakan masalahnya tadi. Saat Chanyeol membalas senyum tipisnya dengan senyum lebarnya, Baekhyun menurunkan kedua ujung bibirnya dan menghembuskan nafas panjang.

Tiba-tiba Baekhyun ingin menyanyikan sebuah lagu untuk Chanyeol.

Ah, walaupun Baekhyun sudah kehilangan kemampuan suaranya tapi tetap saja dia tidak bisa langsung kehilangan kebiasaannya. Jika ia merasa senang, biasanya dia akan langsung menyanyikan lagu apapun yang ada didalam pikirannya bersama dengan Taehyung. Tapi sudahlah. Takdir tidak lagi memihak padanya.

“Hei, ada apa denganmu Baekhyun-ssi? Kenapa kau hanya terus diam?” 

Baekhyun kembali mengulas senyum tipisnya dan hanya menggeleng pelan. Melihat Baekhyun yang meresponnya, Chanyeol ikut tersenyum. Yah, walaupun itu hanya sebuah gelengan. Sebenarnya, Chanyeol sangat senang saat melihat Baekhyun disini dan masih mengenakan seragam. Hei, itu tandanya Baekhyun juga tinggal satu kompleks dengannya, bukan? Dari dulu Chanyeol memang sangat ingin berkenalan dengan pria pendek berambut coklat ini. ‘Hei, aku hanya ingin berkenalan saja untuk berteman. Aku tidak menyukainya, bukan? Aishh.’  Chanyeol mengacak rambutnya dengan kesal saat pemikiran itu tiba-tiba saja hinggap di dalam kepalanya.

Kegiatan yang dilakukan Chanyeol malah membuat Baekhyun tersenyum geli. Ia menepuk bahu Chanyeol dengan perlahan namun berulang-ulang.

“Ah, aku tidak apa. Sungguh. Akhu hanya merasa rambutku gatal saja. Hehe.”

Baekhyun mengangguk paham, namun tetap tersenyum geli. Oh, rasanya Baekhyun ingin menarik mulutnya, menamparnya, atau membakarnya. Ia ingin sekali tertawa. Ah Baekhyun, kau ini bodoh sekali. Mulutmu tidak bersalah dan tidak ada sangkutnya dengan suaramu yang menghilang. Justru yang rusak adalah pita suaramu yang ada di tenggorokanmu.

“Apa kau tidak pulang? Hari sudah menjelang malam. Apa kau mau ku antar?”

Seolah disadarkan oleh Chanyeol, Baekhyun mendongakkan kepalanya untuk melihat keadaan langit yang tadinya berwarna oranye, kini berubah menjadi lebih gelap. Baekhyun kembali melirik arlojinya. 17.59 . Sudah sangat sore. Ini bahkan hampir mendekati jam 6.

Baekhyun berdiri dari ayunannya dan berjalan mendekati Chanyeol hingga mereka saling berhadapan, dengan Chanyeol yang masih dalam posisi duduk. Baekhyun kembali mengulas senyumnya dan membungkukkan badannya sebagai tanda salam. Ia lalu mulai melangkahkan kakinya menjauh menuju gerbang taman. Lalu berbalik sebentar untuk melambaikan tangannya pada Chanyeol yang terbengong melihatnya.

Setelah Baekhyun menghilang dari balik gerbang, Chanyeol tersenyum lega. Ia sudah berkenalan dengan Baekhyun. Haha awal yang bagus. Setelah itu, Chanyeol pergi meninggalkan taman melalui gerbang belakang, dimana ia tadi memasuki taman ini.

“Baekhyun hyung!”  Baekhyun menoleh dengan refleks saat ada yang memanggil namanya. Dan ternyata itu adalah Taehyung. Ia mendekati Baekhyun dengan menggiring sepeda yang dibawanya tadi dari rumah. Taehyung hanya menampilkan cengiran khasnya saat ditatap pandangan acuh oleh hyungnya.

Taehyung menaiki sepedanya dan menolehkan kepalanya ke arah belakang. Menyuruh hyungnya untuk duduk dibelakangnya. Namun Baekhyun mengacuhkannya dan memalingkan wajahnya, lalu terus berjalan meninggalkan Taehyung yang menampilkan fake smilenya.

Ia mengayuh sepedanya dan mendekati hyungnya. Ia menoleh untuk mengintip wajah hyungnya yang manis. Dan ia terkejut bukan main saat melihat hyungnya tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila. Hei, sejak hyungnya ‘anu’ ia bahkan tidak pernah tersenyum pada Taehyung maupun orang tuanya. Lalu mengapa bisa sepperti ini? Apa mungkin karena pria bernama Park Chanyeol itu?

“Hei hyung, kenapa kau tersenyum-senyum sendiri eoh?”  Baekhyun yang mendengar suara Taehyung dari sampingnya segera menoleh dan dengan demikian, senyumnya luntur saat itu juga. Baekhyun tidak ingin membagikan kebahagiaannya pada adiknya.

“Wohoho~ Apakah karena pria tinggi bernama Park Chanyeol itu?”  Baekhyun semakin mempercepat langkahnya. Dia tidak perduli apakah adiknya mengenal pria itu atau tidak. Baekhyun tidak perduli apakah adiknya menguping pembicaraannya dengan pria itu atau tidak. Ia tidak perduli.

“Ahhh~ Sepertinya Baekhyun hyungku sedang jatuh cinta yaa? Hahaha.”

Taehyung tertawa terbahak-bahak,  ia sangat senang kalau akhirnya ia bisa menggoda hyungnya lagi seperti dulu. Baekhyun yang mendengar godaan dari adiknya menambah lagi gerakannya, bahkan kini ia mengubah mode jalan cepatnya menjadi berlari. Namun apalah apalah, Taehyung sedang menggunakan sepeda. Seberapa cepatnya Baekhyun berlari, pasti masih bisa Taehyung kejar dengan mengayuhnya lebih cepat.

Mereka berdua terus begitu. Taehyung yang menggoda hyungnya. Baekhyun yang pipinya memerah panas mendengar semua godaan adiknya sambil terus berlari. Akhirnya mereka sampai dirumah. Disambut dengan gonggongan si Belky, dan disambut dengan ibu mereka yang ada didepan teras.

.

.

.

.

To Be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar