Trust Me, Please ?
Cast : Byun Baekhyun [EXO]
Kim Taehyung [BTS ]
Park Chanyeol [EXO]
Other Cast : Menyusul (?)
Rated : T
Genre : Romance, Hurt, Brothership, Family, Angst
Length : Chaptered
Cast : Byun Baekhyun [EXO]
Kim Taehyung [BTS ]
Park Chanyeol [EXO]
Other Cast : Menyusul (?)
Rated : T
Genre : Romance, Hurt, Brothership, Family, Angst
Length : Chaptered
“Dimana Baekhyun hyung?” aku mencengkeram bulu bulu lembut sofa
berwarna soft white dengan kuat.
“Seharusnya ibu yang bertanya. Dimana hyungmu?”
DEG!
Ya Tuhan. Jadi Baekhyun hyung belum pulang?
Lalu dimana dia? Dan apa yang harus ku lakukan? Kemana aku harus mencarinya?
Baekhyun hyung sedang sedih dan kacau sekarang. Dia membutuhkan ketenangan. Dan
sudah pasti dia akan mencari tempat yang sepi. Dan tempat yang sepi disini
adalah taman bermain.
17.25 ini sudah sangat sore. Malam akan segera
tiba, dan ayah akan segera pulang. Jika ayah tahu kalau aku tidak bersama
Baekhyun hyung sebelum jam makan malam, pasti aku yang kena. Ayah sudah
memberikan Baekhyung hyung sebagai tanggung jawabku. Karena itulah aku
mengikutinya kemanapun dia pergi.
“Apa yang kau tunggu Taehyung-ah? Cepat cari
hyungmu!”
Tanpa disuruh sampai kedua kalinya, aku pun
segera berlari menuju pintu depan. Saat aku akan membuka pagar, aku mengingat
sesuatu. Hyung pasti sangat kelelahan setelah seharian menangis. Jadi aku pergi
menuju garasi dan mengambil sepeda pancalku yang ber merk vixsi. Aku
menggiringnya ke luar pagar dan menutupnya kembali. Lalu aku menaikinya dan
pergi menuju taman bermain. Kalau sudah sore begini, taman itu pasti sudah
sangat sepi. Aku takut kalau suatu hal yang tidak ku inginkan terjadi pada
hyungku, jadi aku mempercepat kayuhanku.
Setelah hampir sampai di taman, aku mengeremnya
dengan perlahan hingga tidak menimbulkan suara berderit dan langsung turun, lalu menggiringnya ke
depan pintu gerbang taman. Aku tidak mau mengagetkan Baekhyun hyung dengan
suara rem yang kuhentikan secara mendadak.
Dengan segera aku menyenderkan sepedaku
disamping sebuah pohon yang entah aku tidak tahu namanya dan berjalan
mengendap-ngendap di antara semak-semak yang sedikit rimbun dan mulai
mengintip. Disana aku melihat Baekhyun hyung sedang duduk di atas ayunan sambil
menundukkan kepalanya. Oh, lihatlah betapa menyedihkannya hyungku. Apalagi
dilihat dari bahunya yang bergetar, dia pasti sangat sedih sekali.
Sedetik kemudian aku berdiri dan hampir
berjalan mendekatinya sebelum tiba-tiba ada seorang pria yang tidak ku kenal
mendekati hyungku. Lalu aku kembali merunduk diantara rerumputan saat hyung
menegakkan badannya dan berhadapan dengan orang itu. Sebenarnya bisa saja aku
mendekati orang itu lalu memberinya pukulan keras di rahangnya, tapi pasti
hyung pasti akan menatapku tajam karena dianggap brutal dan tidak sopan.
Lagipula aku tidak tahu, apakah orang itu berniat buruk atau malah sebaiknya.
Dan bisa saja kalau pria itu adalah temannya hyung, karena pria itu mengenakan
seragam sekolah kami.
Tunggu. Seragam sekolah kami? Hei, aku tahu
pria itu. Dia adalah Park Chanyeol. Aku biasa melihatnya saat di perpustakaan,
namun bukan berarti aku ini anak kutu buku yang sukanya ke perpustakaan. Tidak.
Dulu, aku dan hyung kalau membolos pelajaran terkadang ke perpustakaan untuk
tidur sampai jam pulang. Tapi sepertinya hyung tidak mengenal pria itu, karena begitu
sampai dia langsung tertidur. Kuberitahu satu fakta. Baekhyun hyung tidak suka
membaca buku. Dan aku mengenalnya karena dia pernah membantuku mengambil sebuah
buku di rak yang paling tinggi. Ku rasa, dia cukup baik.
Ah itu tidak penting sekarang. Sekarang
lihatlah, pria itu menyentuh pipi hyung dan menggenggam tangannya. Ah aku tidak
bisa tinggal diam.
TAEHYUNG
POV END
AUTHOR
POV
Baekhyun kini hanya duduk termenung dengan
pandangan kosong yang tertuju ke tanah yang sedang diinjaknya. Kini otaknya
sedang mengolah perkataan Taehyung yang diucapkannya saat disekolah tadi.
Dirinya benar-benar kalut sekarang. Banyak hal yang ingin Baekhyun katakan pada
saat itu, namun dia tidak bisa mengutarakannya. Dia bisu. Dia tidak bisa
berbicara.
Setetes air mata mulai menuruni pipinya yang
putih kenyal. Rasa sesak didadanya terus mendesaknya unuk menangis lagi lagi
dan lagi. Dan dia tidak bisa menahannya. Akhirnya baekhyun menangis dengan
tubuh yang bergetar. Ia ingin berteriak untuk melampiaskan rasa kesalnya. Namun
apa daya ia hanya bisa melakukannya dalam hati. Bergejolak dan berbicara dengan
batin sendiri benar-benar membuatnya kesal dan merasa sendirian.
Tap tap tap
Baekhyun mendengar suara langkah kaki seseorang
yang mendekatinya. Dia tidak berani menoleh. Dia takut kalau yang mendatanginya
adalah Taehyung. Sungguh, ia sedang tidak ingin bertemu dengan saudara
kembarnya itu.
Tidak lama setelah itu, Baekhyun mendengar
kalau langkah kaki orang itu berhenti. Dia dapat melihat sepatu bermerk dengan
warna dominasi hitam putih yang terlihat mahal ada didepan kakinya. “Itu
jelas bukan milik Taehyung,” batin Baekhyun dalam hatinya. Baekhyun semakin
takut mendapati fakta kalau didepannya kini bukan adiknya. Meskipun Baekhyun
memang tidak berharap kalau dia adalah adiknya, namun Baekhyun juga tidak
berharap kalau yang mendatanginya adalah orang lain.
Karena merasa takut, Baekhyun menutup matanya
dan menitikkan air matanya lagi. Dan saat itu juga, ia merasakan ada sebuah
tangan besar yang menggenggam lembut tangannya yang sialnya terasa begitu
hangat dan membuatnya nyaman. Perlahan, Baekhyun mendongak itu menatap orang
itu. Dia adalah seorang pria yang mengenakan seragam yang sama dengannya.
Walaupun posisinya sedang berjongkok, namun pria itu tetap terlihat tinggi.
Wajah tampannya benar-benar terlihat ‘mewah’
ditambah dengan senyum manisnya. Pria tinggi itu mengenakan kacamata
berwarna putih yang berbingkai hitam.
Tidak sadar kalau Baekhyun sedari tadi hanya
diam mematung sambil memandang pria didepannya tanpa berkedip. Dia bahkan tak
menyadari kalau pria itu telah melepaskan genggaman tangannya dan berpindah ke
pipi kenyal Baekhyun untuk menghapus air matanya itu. Pria itu melakukannya
dengan sangat pelan dan lembut.
“Ada
apa denganmu? Kenapa menangis?” Baekhyun hanya diam dan malah memandang pria
itu sambil mengedipkan matanya berulang kali.
“Mengapa
menangis sendirian disini heumm?”
“Apa
kau ada masalah? Kau baru putus dengan pacarmu? Atau kau memiliki masalah
dengan keluargamu? Kau tidak sedang kabur kan?
Rentetan pertanyaan itu membuat Baekhyun
meneteskan air matanya lagi. Melihatnya, pria itu menampilkan wajah
terkejutnya, lalu kemudian dia mengubahnya lagi menjadi tersenyum. Pria itu
kembali mengangkat jari-jari panjangnya untuk menghapus air mata Baekhyun.
‘Kau
satu sekolah denganku. Tapi apakah kau tidak pernah mendengar berita apapun
tentangku di sekolah kalau aku ini tuna wicara?’ batin
Baekhyun dalam hati.
“Jangan
menangis lagi. Apa aku salah bicara tadi? Ah, apa kau takut denganku yang
datang tiba-tiba? Jadi begini, rumahku ada disekitar sini. Saat aku pulang
lewat sini, aku melihatmu sedang menangis sendirian. Awalnya aku tidak terlalu
peduli, tapi saat melihat seragam yang kau kenakan, aku berubah pikiran. Hehe.”
“Euhmm,
kenapa sedari tadi kau hanya diam? Apa kau marah padaku? Ah, atau suaramu
sedang serak karena kebanyakan menangis? Ini, aku ada minum. Ambillah dan
ceritakan padaku apa yang terjadi,” Pria itu mengeluarkan sebotol air mineral dari
tas hitamnya dan menyodorkannya pada Baekhyun. Baekhyun pun menerimanya dan
langsung menenggak minuman itu, lalu mengembalikannya pada sang empu yang
langsung di terimanya. Kemudian, pria itu berdiri dan duduk di ayunan disamping
Baekhyun.
“Oh
iya, namaku Park Chanyeol dari kelas 3-3. Kau Byun Baekhyun dari kelas 2-3
bukan? Haha. Apa kau penasaran bagaimana aku bisa mengetahuinya? Itu karena kau
sering pergi ke perpustakaan untuk tidur saat jam pelajaran berlangsung kan?
Aku mendengar seseorang yang terus bersamamu itu memanggilmu Baekhyun. Karena itulah
aku tahu namamu. Dan soal kelas, aku tahu karena aku pernah melihatmu berada
didalam kelas itu. Hei, tapi aku ini bukan penguntit ya.”
Pria bernama Chanyeol itu menghentikan tawanya
dan menatap Baekhyun yang juga sedang memandang ke arahnya. “Ngomong-ngomong, kenapa sedari tadi kau
hanya terus diam? Apa suaramu masih serak? Apa tenggorokanmu sakit?”
Pertama kalinya. Akhirnya kali ini Baekhyun
menarik kedua ujung bibirnya untuk mengulas senyum tipisnya. Dia tersenyum
karena dengan adanya Chanyeol disampingnya, entah mengapa ia merasa nyaman dan
tidak merasa kesepian lagi. Bahkan Baekhyun sudah seikit melupakan masalahnya
tadi. Saat Chanyeol membalas senyum tipisnya dengan senyum lebarnya, Baekhyun
menurunkan kedua ujung bibirnya dan menghembuskan nafas panjang.
Tiba-tiba Baekhyun ingin menyanyikan sebuah
lagu untuk Chanyeol.
Ah, walaupun Baekhyun sudah kehilangan
kemampuan suaranya tapi tetap saja dia tidak bisa langsung kehilangan
kebiasaannya. Jika ia merasa senang, biasanya dia akan langsung menyanyikan
lagu apapun yang ada didalam pikirannya bersama dengan Taehyung. Tapi sudahlah.
Takdir tidak lagi memihak padanya.
“Hei,
ada apa denganmu Baekhyun-ssi? Kenapa kau hanya terus diam?”
Baekhyun kembali mengulas senyum tipisnya dan
hanya menggeleng pelan. Melihat Baekhyun yang meresponnya, Chanyeol ikut
tersenyum. Yah, walaupun itu hanya sebuah gelengan. Sebenarnya, Chanyeol sangat
senang saat melihat Baekhyun disini dan masih mengenakan seragam. Hei, itu
tandanya Baekhyun juga tinggal satu kompleks dengannya, bukan? Dari dulu
Chanyeol memang sangat ingin berkenalan dengan pria pendek berambut coklat ini.
‘Hei, aku hanya ingin berkenalan saja
untuk berteman. Aku tidak menyukainya, bukan? Aishh.’ Chanyeol mengacak rambutnya dengan kesal saat
pemikiran itu tiba-tiba saja hinggap di dalam kepalanya.
Kegiatan yang dilakukan Chanyeol malah membuat
Baekhyun tersenyum geli. Ia menepuk bahu Chanyeol dengan perlahan namun
berulang-ulang.
“Ah,
aku tidak apa. Sungguh. Akhu hanya merasa rambutku gatal saja. Hehe.”
Baekhyun mengangguk paham, namun tetap
tersenyum geli. Oh, rasanya Baekhyun ingin menarik mulutnya, menamparnya, atau
membakarnya. Ia ingin sekali tertawa. Ah Baekhyun, kau ini bodoh sekali. Mulutmu
tidak bersalah dan tidak ada sangkutnya dengan suaramu yang menghilang. Justru yang
rusak adalah pita suaramu yang ada di tenggorokanmu.
“Apa
kau tidak pulang? Hari sudah menjelang malam. Apa kau mau ku antar?”
Seolah disadarkan oleh Chanyeol, Baekhyun
mendongakkan kepalanya untuk melihat keadaan langit yang tadinya berwarna
oranye, kini berubah menjadi lebih gelap. Baekhyun kembali melirik arlojinya.
17.59 . Sudah sangat sore. Ini bahkan hampir mendekati jam 6.
Baekhyun berdiri dari ayunannya dan berjalan
mendekati Chanyeol hingga mereka saling berhadapan, dengan Chanyeol yang masih
dalam posisi duduk. Baekhyun kembali mengulas senyumnya dan membungkukkan
badannya sebagai tanda salam. Ia lalu mulai melangkahkan kakinya menjauh menuju
gerbang taman. Lalu berbalik sebentar untuk melambaikan tangannya pada Chanyeol
yang terbengong melihatnya.
Setelah Baekhyun menghilang dari balik gerbang,
Chanyeol tersenyum lega. Ia sudah berkenalan dengan Baekhyun. Haha awal yang
bagus. Setelah itu, Chanyeol pergi meninggalkan taman melalui gerbang belakang,
dimana ia tadi memasuki taman ini.
“Baekhyun
hyung!” Baekhyun menoleh dengan refleks saat ada yang
memanggil namanya. Dan ternyata itu adalah Taehyung. Ia mendekati Baekhyun
dengan menggiring sepeda yang dibawanya tadi dari rumah. Taehyung hanya
menampilkan cengiran khasnya saat ditatap pandangan acuh oleh hyungnya.
Taehyung menaiki sepedanya dan menolehkan
kepalanya ke arah belakang. Menyuruh hyungnya untuk duduk dibelakangnya. Namun Baekhyun
mengacuhkannya dan memalingkan wajahnya, lalu terus berjalan meninggalkan
Taehyung yang menampilkan fake smilenya.
Ia mengayuh sepedanya dan mendekati hyungnya. Ia
menoleh untuk mengintip wajah hyungnya yang manis. Dan ia terkejut bukan main
saat melihat hyungnya tersenyum-senyum sendiri layaknya orang gila. Hei, sejak
hyungnya ‘anu’ ia bahkan tidak pernah
tersenyum pada Taehyung maupun orang tuanya. Lalu mengapa bisa sepperti ini? Apa
mungkin karena pria bernama Park Chanyeol itu?
“Hei
hyung, kenapa kau tersenyum-senyum sendiri eoh?” Baekhyun
yang mendengar suara Taehyung dari sampingnya segera menoleh dan dengan
demikian, senyumnya luntur saat itu juga. Baekhyun tidak ingin membagikan
kebahagiaannya pada adiknya.
“Wohoho~
Apakah karena pria tinggi bernama Park Chanyeol itu?” Baekhyun
semakin mempercepat langkahnya. Dia tidak perduli apakah adiknya mengenal pria
itu atau tidak. Baekhyun tidak perduli apakah adiknya menguping pembicaraannya
dengan pria itu atau tidak. Ia tidak perduli.
“Ahhh~
Sepertinya Baekhyun hyungku sedang jatuh cinta yaa? Hahaha.”
Taehyung tertawa terbahak-bahak, ia sangat senang kalau akhirnya ia bisa
menggoda hyungnya lagi seperti dulu. Baekhyun yang mendengar godaan dari
adiknya menambah lagi gerakannya, bahkan kini ia mengubah mode jalan cepatnya
menjadi berlari. Namun apalah apalah, Taehyung sedang menggunakan sepeda. Seberapa
cepatnya Baekhyun berlari, pasti masih bisa Taehyung kejar dengan mengayuhnya
lebih cepat.
Mereka berdua terus begitu. Taehyung yang
menggoda hyungnya. Baekhyun yang pipinya memerah panas mendengar semua godaan
adiknya sambil terus berlari. Akhirnya mereka sampai dirumah. Disambut dengan
gonggongan si Belky, dan disambut dengan ibu mereka yang ada didepan teras.
.
.
.
.
To Be
Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar