I HATE MY LIFE CHAPTER 1
Cast : Oh Jihyun
Oh Sehun
Byun Baekhyun
Support cast : Kim Hyemi
Park Sena
Exo member
Genre : Family, school life, angst
Page : 15
Length : Multichapter
Summary : "Aku ingin terbebas dari kehidupan na'asku ini. Aku sangat membenci kehidupanku. Aku juga membenci semua keluargaku. Karena aku berfikir kalau tidak ada yang memperdulikanku lagi. Tapi aku salah. Oppa dan juga sahabatku masih memperdulikanku" - Jihyun POV
Disclaimer : Annyeong. Ini fanfic pertamaku. Jadi mian kalau masih amatiran. Awas, typo bertebaran dimana mana!! Kalau ada yang salah kata atau masih bingung, tinggal koment aja ne~
Ooo
Author POV
“chukkae
Jihyun ah” seru Suzy sambil mengulurkan
tangannya pada Jihyun.
“untuk?”
alis Jihyun terangkat menatap heran suzy, temannya yang ada dikelas sebelah.
“ku
dengar perusahaan dari keluarga Oh berhasil memonopoli beberapa perusahaan di
Asia. Dan ku dengar presiden Yoon juga menginvestasikan sahamnya diperusahaan
appamu itu. Aissh… enak sekali ya kehidupanmu itu. Dan, chukkae Jihyun ah”
“ne.
kamsahamnida”
Ya.
Keluarga Oh adalah salah satu keluarga yang memiliki beberapa perusahaan yang
sangat sukses dan terkenal. Ada banyak perusahaan yang mau menginvestasikan
sahamnya di perusahaan Oh, termasuk presiden Yoon (pengusaha terkaya nomor dua
di Korea). Keluarga Oh memiliki dua orang anak yang sangat tampan dan cantik.
Putra pertama mereka bernama Oh Sehun yang berumur 19 tahun, tepatnya baru saja
menginjakkan kakinya dibangku kuliahan untuk memperluas pengetahuannya dan
mempelajari apa itu arti dari bisnis dari perusahaan. Walaupun dia terlihat
seperti namja yang sangat pintar (itu memang benar), dia tidak jarang pergi ke
club malam dan menghambur hamburkan uangnya disana tanpa sepengetahuan orang
tuanya, karena suatu alasan tertentu. Sehingga banyak yang mengira kalau sehun
adalah bad boy, padahal itu tidak. Dan dia selalu memasang wajah dingin nan
datar pada siapapun. Tetapi, dia sangat menyayangi adiknya yang 2 tahun lebih
muda darinya. Menurutnya, hanya adiknya dan sahabatnya, Luhan yang dapat
dipercaya.
Sedangkan
putri kedua dari keluarga Oh? Dia adalah Oh Jihyun. Seorang yeoja yang
dikaruniai paras cantik, tubuh modis, dan juga kepintaran otaknya yang memiliki
IQ 164. Jihyun terpaut jarak 2 tahun dengan kakaknya. Dia baru 17 tahun. Dan
masih duduk dibangku kelas 2 SMA.
Berbanding terbalik dengan kakaknya Sehun, Jihyun lebih sering tersenyum
dan memperluas pergaulannya pada siapapun. Dan dia juga tidak suka pergi ke
club malam dan menghambur hamburkan uangnya. Dia lebih suka memonton ke bioskop
bersama teman temannya. Jihyun terkenal dengan attitude nya yang menyatakan
kalau dia adalah good girl.
Ooo
Semilir angin menerpa
paras cantik seorang yeoja yang sedang memejamkan matanya di atap sekolah.
Entah mengapa, akhir akhir ini dia sering kesini sepulang jam sekolah. Dan
tentunya, tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk Sena. Dia selalu merasa nyaman
menikmati angin yang berhembus dengan hangat menerpa wajahnya. Tentu saja, bukan hanya itu alasan mengapa
dia sering kemari.
Jihyun ingin mencari
tempat yang dirasanya nyaman untuk membuang rasa penat dan semua masalah yang
menggelayutinya akhir akhir ini. Oh Jihyun anak konglomerat mempunyai masalah?
Ya. Bagaimanapun juga, Jihyun juga manusia yang tidak bisa terhindar dari
masalah. Terutama masalah keluarga. Sejak kejadian itu, kejadian dimana hatinya
serasa dirobek dan hancur berkeping keping dan membuatnya selalu ingin menangis
saat meningat kejadian itu.
Flashback on
Musim dingin kali ini serasa sangat dingin.
Butir butir salju halus berjatuhan dan menutupi hampir separuh jalanan. Anak
anak kecil terlihat sangat senang dengan musim dingin. Anak mana yang tidak
suka salju? Tentu mereka pasti suka. Terdengar suara gelak tawa dan senyuman
lebar dari semua anak yang sedang bermain bersama. Dan senyuman dari semua
orang yang berjalan berlalu lalang melewati anak anak tadi.
Namun tak ada satupun senyuman atau gelak tawa
disebuah rumah yang mewah dan bergaya elegan yang ada di suatu perumahan elit.
Disana, hanya ada aura kemarahan, kebencian, makian kasar, dan geraman menjadi
satu.
Putra pertama dari keluarga Oh telah ditampar
dan mendapat makian kasar dari pemilik tangan itu. Sedang seorang wanita paruh
baya hanya menatap adegan didepannya dengan tatapan datar. Seolah olah setuju
dengan apa yang dilakukan suaminya itu. Berbanding terbalik dengan Jihyun,
putri kedua dari keluarga Oh yang menahan tangis melihat oppa yang paling
disayanginya itu ditampar oleh appanya sendiri. Dalam hati kecilnya, ia ingin
berontak dan menghentikan perlakuan kasar appanya itu, namaun apa daya?
Tangannya dikekang oleh bodyguard yang memang sudah ditugaskan oleh appanya.
“apakah kau sadar kalau kau adalah putra pertama,
PUTRA PEWARIS DARI PERUSAHAAN TERBESAR DIKOREA OH SEHUN!!!” bentak appanya.
“appa malu sekali melihatmu yang ternyata suka
pergi ke club malam dan menghambur hamburkan uangku sesuka hatimu!! Apa jadinya
kalau rutinitasmu itu masuk berita besar di Asia hah?! Mau ditaruh mana muka
appamu ini?!!”
“appa tidak akan memberimu saham perusahaan
kalau sifatmu masih terus begini!! Appa malu punya anak tidak tahu diri
sepertimu!! APPA MALU OH SEHUN!!”
Sehun hanya menatap wajah appanya sedatar dan
sedingin mungkin, seperti tak mau mendengarkan kata kata appanya dan hanya
menganggapnya angin lewat.
Melihat anaknya tidak menjawab, beliau langsung
mengambil jasnya dan pergi ke luar rumah. Sedang eomma nya? Seperti yang
dilakukan appanya, mengambil jas kerjanya dan pergi keluar rumah. Pelayan
mengatakan kalau appa akan pergi ke Amerika
selama 4 bulan, dan eommanya akan
pergi ke Paris selama 4 bulan juga.
Jihyun yang mendengarnya hanya mengangguk kecil
dan berjalan menuju oppanya yang tetap berdiri tegap. Dia menangis tanpa suara
sambil memeluk oppanya. Ini bukanlah murni dari kesalahan oppanya. Tidak, dia
mengerti. Bahkan sangat mengerti. Yang oppanya butuhkan hanyalah kasih sayang
dari kedua orang tuanya, namun hal itu tidak pernah terjadi. Sehingga oppanya
stress dan marah, lalu setiap malam pergi ke club malam.
Tapi apa? Orang tuanya sama sekali tidak pernah
memperdulikan bagaimana perasaan kedua anaknya. Yang mereka pikirkan hanya
bisnis, perusahaan, dan uang. Hanya itu, tidak lebih.
Flashback end
Tak disadarinya, setetes
demi setetes cairan krystal bening mulai turun dari pipinya yang mulai pucat
karena kelelahan. Dia merasa lelah kalau harus terus menerus menangis mengingat
kejadian 2 hari yang lalu itu. Namun, air matanya menolak untuk berhenti.
Jihyun melipat kedua tangannya diatas kedua lututnya dan membenamkan kepalanya.
Air mata turun dengan derasnya. Bahunya naik turun seiring dengan isakan tangis
pilu yang keluar dari bibir mungilnya itu.
Anak dari keluarga
konglomerat yang harus memikul beban dan pilu dihatinya karena memikirkan
keadaan keluarganya yang menurutnya sangat berantakan. Tak ada yang menyangka,
tak ada yang mengerti ada sirat kesedihan diwajah anak dari seorang pengusaha
yang selalu menebar senyum manis yang seolah olah menunjukkan rasa bahagia.
Banyak orang yang
–mungkin– ingin atau mendambakan posisi dari anak pengusaha. Sebagian dari
mereka mungkin berpikir kalau uang adalah segalanya. Tapi mereka tidak tahu
pilu kesedihan yang ada dihati anak pengusaha kaya raya ini. Mungkin uang
memang penting dalam kerasnya kehidupan di dunia bisnis. Tapi bagi Jihyun dan
Sehun, fasilitas, uang, dan mewahnya kehidupan tidak akan berguna dan berarti
apa apa jika mereka tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua
mereka.
Kukatakan sekali lagi,
banyak orang yang –mungkin– ingin atau mendambakan posisi dari anak pengusaha.
Tapi jihyun dan sehun? Justru mereka yang mendambakan kehidupan keluarga kecil
seperti yang orang lain alami. Tak apalah tidak mempunyai fasilitas lengkap,
asalkan ada kasih sayang yang tulus, itu sudah cukup bagi mereka.
Dan sudah kukatakan
dari awal, sifat jihyun berbanding terbalik dengan sehun. Sehun selalu
meluapkan rasa benci dan amarah itu dengan pergi ke club malam. Sedang Jihyun
hanya mampu menebarkan senyumnya kepada semua orang yang dijumpainya. Namun tak
ada satupun orang yang tahu alasan sebenarnya, mengapa sehun sering pergi ke
club malam atau mengapa jihyun selalu tersenyum pada semua orang yang bahkan
teman temannya selalu bilang kalau cara tersenyum jihyun adalah overdosis,
terlalu berlebihan. Ya, tidak ada yang tahu alasannya selain mereka berdua,
sena, hyemi dan xi luhan, sahabat yang mereka percayakan.
Ooo
Seorang yeoja berambut
panjang dengan seragam SMA yang masih melekat ditubuhnya yang proporsional itu
menapaki kakinya dilantai marmer rumah miliknya, dan berjalan melewati belasan
pelayan berpakaian maid yang berada dikanan kirinya sambil membungkuk dan
memberikan salam. Jihyun terus berjalan melewati semua pelayan dengan cuek,
tanpa seulas senyumpun terlukis diwajahnya. Hanya wajah datar dan dingin yang
ia perlihatkan.
Satu fakta lainnya
tentang jihyun, yeoja itu memang selalu tersenyum didepan semua orang yang
ditemuinya. Tapi tidak untuk pelayan dirumahnya. Tak ada seulas senyumpun yang
ia perlihatkan pada semua pelayan dirumahnya. Mungkin pelayan pelayan
dirumahnya akan bilang kalau ini adalah keluarga besar yang berisi orang orang
yang serasi. Eomma dan appa yang suka marah marah tak jelas pada beberapa
pelayan dirumah saat melakukan sedikit kesalahan. Dan dua adik kakak yang
selalu berwajah datar dan cuek pada semua pelayan.
Jihyun langsung
menghempaskan badannya di sofa ruang tamu. Dia terlalu lelah untuk menaiki
tangga menuju kamarnya. Pelayan yang melihat nona mudanya kelelahan, segera
mengambilkan minuman kaleng dingin. Setelah
ditaruhnya di atas meja, jihyun tak langsung mengambilnya. Dia menunggu
sampai pelayan itu pergi, lalu baru menyeruputnya.
“nona muda, di luar
ada tamu yang mencari anda dan tuan muda sehun” kata ahjumma, kepala pelayan
yang ada di rumah ini.
“Nugu”
“tuan muda Xi Luhan,
beliau ba-“
“suruh dia masuk”
Jihyun memotong pembicaraan ahjumma, dan ahjumma hanya mengangguk pelan sambil
melangkah pergi. Beberapa lama kemudian, terlihatlah batang hidung Luhan dan
dia langsung duduk disofa yang berhadapan dengan jihyun.
“kau baru pulang
jihyun ah?” tanya luhan yang melihat jihyun masih berpakaian seragam lengkap.
“ini sudah pukul 5
sore dan kau pulang sekolah? Kemana saja kau” sambungnya.
“ke atap sekolah, yah
kau tahu masalah yang menimpa kami bukan?” luhan hanya mengangguk mengiyakan.
Dia yakin, kalau semua orang yang melihat jihyun tersenyum adalah rasa senang
karena perusahaan appanya telah bekerja sama dengan presiden yoon, tapi alasan
yang sebenarnya adalah karena jihyun selalu menutupi kesedihan yang menimpanya
2 hari lalu.
“mana sehun?”
“entahlah oppa, aku
kan baru datang. Dan ku rasa aku mengantuk, oppa naik saja ke kamar sehun oppa”
Jihyun dan luhan
menaiki tangga ke lantai atas.jihyun menuju kamarnya, sedang luhan menuju kamar
sehun. Jihyun sempat melambaikan tangannya dan tersenyum sebelum dia memasuki
kamarnya ke arah luhan. Dan dibalas luhan dengan senyuman juga.
Luhan mengetuk kamar
sehun sebentar, lalu melangkah masuk ke dalam kamar karena tidak ada respon
sama sekali dari dalam. Setelah masuk, dia melihat sehun sedang duduk di atas
ranjangnya sambil menselonjorkan kakinya. Luhan menutup pintu kamar sehun dan
berjalan ke arah sehun.
“beberapa hari ini, kau
tidak mengikuti kelas tadi. Gwaenchana?” tanya luhan setelah duduk di tepi
ranjang.
“hyung, aku bahkan tak
pernah mau pergi ke club malam kalau bukan karena mereka yang kujadikan alasan.
Tapi mengapa mereka tak mau mengerti hyung?”
“aku tak perlu uang
merka, aku tak butuh fasilitas yang mereka berikan, aku juga tak butuh saham
yang mereka berikan padaku. Aku benar benar tak membutuhkannya hyung. Aku hanya
perlu kasih sayang mereka. Tapi apa yang mereka lakukan? Menamparku tepat
didepan Jihyun? Dan membicarakan tentang hal itu didepan para pelayan? “
Luhan menepuk nepuk
pundak sahabatnya itu, berharap sehun bisa sedikit lebih tenang. Dia juga bisa
merasakan apa yang dirasakan sahabatnya itu, karena dia juga anak dari
pengusaha. Dan keluarganya adalah teman dari keluarga sehun. Tapi yang ia
tanyakan adalah, mengapa sehun menolak semua fasilitas ini? Bukankah hidup
hanya sekali, kenapa dia tidak memanfaatkannya dengan baik? Tapi tanpa
diucapkannya pun, dia juga sudah tahu jawaban dari seorang oh sehun. Kasih
sayang. Pasti itu adalah jawaban yang dia berikan pada luhan.
Ooo
Sehun terbangun dari
tidur lelapnya dipagi hari. Dia melirik jam digital yang ada di atas nakas
disebelah ranjang king size nya. 06.20 itulah angka yang tertera pada jam tersebut.
Sehun duduk diatas ranjangnya sambil merenggangkan otot ototnya yang masih
kaku. Setelah itu, dia segera pergi ke kamar mandi yang berada didalam
kamarnya. Kelas akan dimulai pukul tujuh pagi.
Sehun keluar dari
kamar mandi dengan menggunakan bathrobe dan handuk kecil diatas kepalanya. Dia
menyambar handphonenya diatas meja untuk melihat ada panggilan masuk, pesan,
atau yang lainnya. Namun tidak ada satupun pesan yang masuk. Dia menghembuskan
nafasnya panjang. Dia sudah benar benar membenci appa dan eommanya. Kemudian
dia lekas mengganti pakaiannya dengan pakaian yang biasa dia kenakan saat pergi
ke kampus.
Dia melangkah keluar
dari kamarnya, yang tepat pada saat itu, jihyun yang sudah berseragam lengkap
dengan tas yang sudah berada dipundaknya itu juga keluar dari kamar yang
bersebelahan dengan sehun.
“masih pukul 6.45,
kenapa sudah memakai seragammu? Ada kelas tambahan?” tanya sehun sambil terus
mengamati seragam yang dikenakan adiknya itu. Setahunya, murid SMA masuk pukul
8 pagi, bukan pukul 7, kecuali ada kelas tambahan. Kenapa sehun bisa tahu? Toh
sehun juga pernah SMA.
“ani oppa, hanya saja
Hyemi dan Sena memintaku untuk mengajari mereka fisika dan kimia. Kami sudah
janjian kemarin agar sampai disekolah pukul 7. Hehehe” jihyun hanya nyengir
lebar.
“kalau begitu, ikut
mobilku saja. Aku akan mengantarmu”
“eh, tapi kan oppa
masuk pagi”
“tidak apa. Lagipula
ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini ada hubungannya dengan eomma
dan appa” jihyun hanya mengangguk dan mengikuti langkah sehun keluar rumah dan
memasuki mobil sport berwarna hitam.
“wae gurae oppa?”
tanya jihyun saat mobil sudah mulai melaju.
Sehun terlihat
menghembuskan nafasnya pelan sebelum menjawabnya. “aku akan ke Los Angels,
bagaimana menurutmu?”
Jihyun yang mendengar
penuturan kakaknya sontak menoleh karena saking kagetnya.
“Mwo? Jinjjayo? Hya,
neo michisseo? Kau akan meninggalkanku sendirian disini? Ani oppa! Aku akan
ikut bersamamu” jihyun menangis sambil memeluk kakaknya. Dia tidak peduli bahwa
kakaknya sedang menyetir, dia hanya ingin mengekpresikan perasaannya.
“aku akan pergi lusa.
Jadi tenang saja. Dan kau tak perlu khawatir, karena luhan hyung akan ikut
menemaniku. Uljima jihyun ah” dia membelai rambu dongsaengnya itu lembut.
Jihyun merubah
posisinya menjadi duduk dan pandangannya lurus kedepan. Oh ya, satu lagi masalah. Oppa akan pergi meninggalkanku sendirian
dikorea, dan luhan oppa juga ikut bersamanya. Hanya sena dan hyemi hartaku
sekarang. Sekiranya begitulah yang ada dipikiran jihyun sekarang.
Tak terasa mobil sport
sehun sudah ada didepan gerbang Gangnam Art High School, tempat jihyun
bersekolah. Sebelum jihyun turun dari mobil, dia mencium pipi kanan oppanya dan
memeluknya erat. Lalu mengucapkan hati hati padanya.
Jihyun membuka pintu
mobil dan menutupnya pelan. Dia melambaikan tangannya ke arah mobil hitam itu
yang mulai melaju meninggalkan gerbang sekolahnya. Jihyun berbalik dan
mendapati ada 5 orang namja yang menatapnya dengan tatapan tajam.
Namja namja itu
memiliki nama baekhyun, kai, chanyeol, kyungsoo dan suho. Mereka semua
merupakan satu angkatan dengan jihyun kecuali suho. Suho yang memiliki nama
lengkap kim joon myeon itu adalah sunbaenya. Dan kelima namja itu adalah orang
orang yang terkenal disekolah dengan kekayaan harta mereka, ketampanan, dan
juga sifat bad boy mereka. Walaupun mereka tampan seperti pangeran berkuda,
namun jihyun sama sekali tak pernah memujanya seperti yang biasa dilakukan para yeoja disekolahnya,
termasuk Sena dan Hyemi. Jihyun lebih memilih cuek dan menghindar.
“annyeong Oh Jihyun”
kai -namja playboy- itu memanggil nama
jihyun sambil tersenyum yang mungkin dapat membuatmu terpesona ketika
melihatnya. Tapi tidak dengan jihyun. Seperti yang kukatakan sebelumnya, dia
lebih memilih untuk menghindar dan cuek.
Kai yang kesal karena
panggilannya tidak digubris, akhirnya melangkah maju dan menarik tangan jihyun
dengan kasar dan memaksanya agar mau berhadapan dengannya.
“dimana sopan santun
yang dimiliki oleh anak konglomerat sepertimu. Hah?!” kata Kai.
“yeoja yeoppeo
sepertimu tidak seharusnya memdiamkan pangeran seperti kami mendekatimu. Yeoja
kaya raya, pintar, dan populer disekolah” imbuh chanyeol.
“wah. Bukankah hal
tersebut bisa disebut jodoh?” semua tertawa mendengar perkataan baekhyun,
kecuali jihyun. Karena jihyun sudah tidak tahan, dia menghentakkan genggaman
tangannya pada kai dengan kasar. Lalu berlari masuk kedalam sekolah untuk
menemui hyemi dan sena, karena jam yang melingkar ditangannya sudah menunjukkan
pukul 7.05.
Setelah berhasil
menemukan mereka didalam kelas, jihyun menebarkan senyum khasnya dan berkata
maaf berulang kali. Lalu duduk didekat mereka dan mulai mengajari mereka fisika
dan kimia.
Ooo
Kringg… kringg..
Bel istirahat sudah
berdering nyaring. Jihyun segera keluar kelas dan mengamati beberapa tanaman
indah yang ada didepan kelasnya sambil menghirup udara sebanyak banyaknya.
Jihyun sudah merasa ingin cepat cepat keluar kelas tadi, karena merasa risih
akan tatapan tajam dari baekhyun dan kai yang terus menghujam dirinya. Jihyun
benci mengatakan ini, tapi mengapa ia harus sekelas dengan salah satu, ah tidak
maksudnya 2 namja yang berada di geng HandsomeDevil?? Itu bukan pertanda baik.
“wae gurae?” hyemi
menepuk pundak jihyun. Jihyun hanya menebar senyum manisnya yang bisa membuat
hati namja manapun meleleh dibuatnya. Tapi sayangnya, yang ada dihadapannya
kini adalah yeoja, bukan namja.
“eopseo. Kajja kita ke
kantin. Aku belum sempat sarapan tadi pagi” jihyun menarik narik lengan hyemi
dan sena dengan manja, layaknya anak kecil yang meminta dibelikan mainan oleh
ibunya.
“berhenti bersikap
childish jihyun. Itu menjijikkan” sindir sena. Jihyun mengedikkan bahunya cuek
dan berjalan menuju kantin bersama kedua sahabar karibnya, sena dan hyemi.
“annyeong chagi. Mau
makan bersamaku?” ajak baekhyun saat melihat jihyun dan temannya itu ada
dikantin.
Jihyun beserta kedua
temannya, sena dan hyemi menoleh ke
sumber suara dan mendapati baekhyun yang sedang mengerlingkan sebelah matanya
jahil ke arah jihyun. Tapi jihyun tidak terlalu memperhatikannya. Dia masih
merasa malas menatap wajah wajah bad boy dari geng HandsomeDevil. Kenapa nama
gengnya seperti itu? HandsomeDevil adalah sebutan dari para fans mereka yang
menyatakan ketampanan mereka, namun mereka juga sadar jika mereka mempunyai
sifat seperti iblis.
“kajja chagiya” dengan
beraninya baekhyun membelai lembut rambut panjang jihyun. Sontak semua
pandangan dari seluruh penghuni kantin terkunci dan tertuju pada baekhyun dan
jihyun. Terdengar beberapa murid yang berbisik bisik membicarakan hubungan kedua
murid populer itu.
“kau merusak selera
makanku baekhyun-ssi” jihyun berdiri dan pergi meninggalkan kantin.
Jihyun terus berjalan
melewati orang orang yang menatapnya dengan tatapan heran. Yang seperti
mengatakan apakah dia dan baekhyun oppa
berpacaran, atau mereka serasi
sekali, sama sama cantik dan tampan, aku setuju. Tapi ada juga yang bilang
secara langsung kepada jihyun seperti mentang
mentang anak konglomerat saja bisa mendekati baekhyun oppaku. Siapa tahu
diwajah cantiknya itu tersimpan rencana buruk yang mengerikan.
Jihyun hanya terus
tersenyum mendengar dan mengetahui tatapan itu dari semua orang yang
dilewatinya. Setidaknya, hanya itu yang bisa dia lakukan untuk menutupi segala
kesedihan yang mungkin akan terlihat jelas diwajahnya jika dia tidak tersenyum.
Jihyun terus berjalan dan melangkahkan kakinya menaiki tangga. Tangga yang
jarang sekali dilewati murid sekolah ini. Jalan menuju atap sekolah yang sepi
dan menyeramkan. Tapi tidak bagi jihyun, dia merasa kalau ini adalah satu
satunya tempat disekolahnya yang terasa nyaman.
Terduduk dan
termenung. Hanya itu yang jihyun lakukan sekarang. Dia memikirkan beberapa
masalah yang mengaitkan dirinya kini bertambah banyak. Setelah dia melihat
oppanya ditampar, dia menjadi sangat membenci orang tuanya. Setelah itu oppanya
berencana pergi keluar negri bersama luhan oppa dan meninggalkannya di korea
SENDIRIAN!! Dan oppanya akan pergi lusa. Dia harus memanfaatkan waktu sebaik
mungkin untuk sehun, oppa yang paling disayanginya.
Setelah orangtuanya
masuk kedalam daftar orang yang paling
dibenci jihyun, sekarang baekhyun juga
terlibat didalamnya. Dia memang pernah digoda oleh namja lain
sebelumnya, tapi mereka tak pernah berani memanggilnya chagi. Tapi baekhyun?
Ah. Jihyun sangat membenci dia sekarang. Apalagi saat beberapa minggu lalu, dia
mendengar kalau keluarga byun adalah pengusaha yang paling banyak menanamkan
sahamnya diperusahaan ayahnya. Itu berarti hubungan appa jihyun dan appa
baekhyun sangat akrab bukan? Juga eomma mereka yang selalu akrab jika sudah membicarakan
tentang perusahaan ternama di asia.
Bukankah jihyun
membenci orangtuanya? Tentu dia juga membenci segala sesuatu yang berhubungan
dengan mereka. Terutama keluarga sahabat orangtuanya. Dan itu tandanya, dia
memang harus benar benar membenci namja yang bernama Byun Baekhyun. Dia tidak
peduli seberapa besar pesona yang ada didalam diri seorang baekhyun. Yang dia
tahu hanyalah, baekhyun adalah orang yang paling dibencinya sekarang.
Dan bukankah luhan
juga teman dari orangtuanya? Lalu mengapa jihyun tidak membencinya, tapi malah
menyayanginya layaknya sahabat dan kakak keduanya? Itu karenna jihyun tahu
kalau luhan juga membenci keluarganya, tapi hanya jihyun dan sehun yang tahu
mengenai hal itu.
Tak terasa, air mata
jatuh menuruni pipinya secara perlahan. Dadanya sesak. Hatinya sakit. Dia ingin
memutar waktu dan berharap bahwa umurnya sekarang masih 4 tahun. Umur dimana
yang kau bahkan tak akan pernah memikul beban seberat ini. Hanya bermain dan
bermain saja yang kau tahu. Tanpa mengetahui betapa kerasnya kehidupan dari
seorang pengusaha.
“uljima jihyun ah”
seseorang menepuk kedua bahu jihyun dengan lembut. Sedang seorang lagi membelai
rambut jihyun dengan pelan.
Jihyun perlahan
membuka matanya yang sempat tertutup tadi. Dia mengenal suara ini. Suara dari
orang yang selalu menyemangati hidupnya dan selalu menemaninya dalam suka dan
duka. Sentuhan ini, belaian inilah yang selalu menghiburnya. Jihyun membuka
matanya dan tersenyum. Bukan senyuman bahagia yang biasanya terlihat
diwajahnya. Namun senyum yang seharusnya ia tampakkan akhir akhir ini. Senyuman
miris yang membuatnya terlihat seperti seseorang yang sedang menanggung luka
yang mendalam.
Tanpa aba aba, jihyun
langsung memeluk kedua orang yang ada didepannya dan menangis sejadi jadinya.
Dia tidak bisa menanggungnya sendirian. Dia ingin berbagi cerita. Tapi dia
tidak kuat untuk membicarakannya. Dia terlalu lelah untuk menangis.
Dua yeoja yang ada
dipelukan jihyun juga ikut menangis. Merasakan pilu yang dirasakan sahabat
karibnya itu. Mereka terus membelai surai coklat milik jihyun dan mengusap
punggung jihyun. Inilah yang hanya bisa mereka lakukan disaat sahabatnya sedang
sedih. Mereka tahu, jihyun selalu tersenyum untuk menutupi ksedihannya. Dan dia
tidak mau menangis dihadapan orang lain, kecuali oppa dan sahabatnya. Mereka
tahu itu.
“sehun oppa dan luhan
oppa akan meninggalkanku sendirian dikorea. Mereka akan pergi meninggalkanku
sendirian di Los Angels. Mereka akan pergi jauh. Pergi jauh hyemi-ah, sena-ya”
tutur jihyun sambil menahan isak tangisnya.
“mereka tak pergi jauh
jihyun ah, mereka dekat dengamnu. Bahkan sangat dekat” jihyun mendongakkan
wajahnya, menatap hyemi yang sedang tersenyum ke arahnya.
“mereka ada didalam
hatimu. Mereka tak pernah pergi jauh darimu karena mereka sudah ada didalam hatimu.
Dan jangan pernah berpikir kalau kau sendirian, karena..” sena menggangtungkan
kalimatnya dan tersenyum manis pada kedua sobatnya.
“akan ada kami yang
selalu ada disisimu” lanjut sena dan hyemi kompak. Jihyun kembali memeluk kedua
sahabatnya itu.
Bodoh. Bagaimana dia
bisa berpikir kalau luhan dan sehun oppa pergi jauh darinya, kalau ternyata
mereka selalu ada dihatinya. Dan bagaimana juga dia berpikir kalau dia
sendirian? Sedangkan dia mempunyai dua sahabat karib yang sangat
menyanyanginya. Yang mau menerima jihyun apa adanya. Jihyun sangat bersyukur
memiliki hal itu. Dia memang tak memiliki kasih sayang dari orangtuanya, tapi
setidaknya dia memiliki kasih sayang dari orang orang yang berada didekatnya.
Termasuk sehun, luhan, sena, dan hyemi.
Ooo
“yeoboseoyo?” -
“ah. Nan gwaenchana.
Aku bisa pulang sendiri ahjussi.” -
“ne. kamsahamnida”
Jihyun memutuskan
sambungan telepon dari supirnya. Hari ini, dia harus pulang sendiri. Supir
pribadinya ternyata ikut mengantar eommanya ke Paris. Dan tentu saja jihyun
tidak mengetahuinya. Toh tadi dia berangkat bersama sehun, oppanya.
Dia berjalan lesu
menuju halte, tapi baru seperempat jalan, dia meringis kesakitan sambil
memegangi kepala sebelah kanannya, tepatnya dipelipisnya. Dia melihat ke arah
bawah dan melihat sebuah kaleng minuman. Jihyun menoleh kesampingnya dan disana
ada sebuah mobil yang dikaca bagian penumpangnya terbuka dan sebuah kepala muncul dari dalam (?).
“mian. Aku tak melihat
ada orang disana”
Namja yang tidak
bertanggung jawab itu langsung pergi meninggalkannya. Statusnya yang dia benci,
menambah rasa bencinya. Ya, namja itu adalah byun baekhyun. Putra pewaris
tunggal yang appanya merupakan sahabat karib orangtua yang sangat dibencinya.
Jihyun menghentakkan kakinya sebal. Tak lama, dia mendengar suara klakson
mobil. Jihyun menoleh.
“oppa!!”
“luhan oppa, dimana
sehun oppa?” tanya jihyun saat dia berada didalam mobil luhan dan tidak
mendapati sehun didalamnya.
“ada hal gawat yang
terjadi dirumahmu. Orang tuamu tiba tiba pulang ke rumah, dan kudengar mereka
akan mengadakan makan malam bersama”
“jinjja? Itu kan hal
biasa. Kenapa gawat? Yang jelas aku tidak akan i-“
“acara perjodohan”
luhan dengan cepat memotong pembicaraan jihyun. Jihyun langsung merubah raut
wajahnya yang tadinya kesal menjadi cemas.
“sehun oppa akan
dijodohkan dengan siapa?”
“bukan dia yang
dijodohkan. Geundae neorago”
Keringat dingin keluar
dari keningnya. Matanya yang merah mulai berair lagi. Sungguh dia tidak
menyangka. ‘Setelah dia menghancurkan
hidupku dan oppa, sekarang dia mau menhancurkan masa depanku? Dunia memang tak
adil. Aku benar benar membenci kalian’ jihyun mengepalkan kedua tangannya
dengan kuat.
Luhan yang melihatnya
merasa iba pada jihyun, yang sudah dianggapnya sebagai adiknya sendiri. Dia
ingin menghapus air mata itu. Tapi dia sedang menyetir.
Ooo
“cukup karena kalian
sudah menghancurkan hidupku! Jangan sampai kalian menghancurkan hidup jihyun!
Aku menyayanginya! Jebal appa, eomma!” teriak sehun sambil menangis dan
berlutut didepan orangtua yang benar
benar membuatnya muak.
“ini demi perusahaan
oh sehun!” bentak tuan oh dan dia menghentakkan kakinya kasar yang membuat
sehun terjatuh.
“KALIAN TIDAK PERNAH
MEMIKIRKAN SEDIKITPUN TENTANG PERASAAN KAMI! HANYA UANG, HARTA, PERUSAHAAN, DAN
BISNIS YANG KALIAN PIKIRKAN!! TAK BISAKAH KALIAN MEMIKIRKAN KEADAAN KAMI BARANG
SEDETIK SAJA?! IYA KAN APPA, EOMMA?!! KURASA KALIAN TAK PANTAS DIPANGGIL
ORANGTUA, KARENA SUNGGUH, KALIAN BENAR BENAR TAK PANAS LAGI DISEBUT
ORANGTUA!!” kalimat makian kasar keluar
dari mulut seorang yeoja yang baru datang. Dan hatinya serasa di iris iris.
Bukan karena perjodohan ini, tapi karena melihat oppanya jatuh tersungkur
dilantai. Jihyun tak bisa menahan air matanya.
PLAKK!!
Sebuah tamparan keras
mendarat dipipi mulus yeoja itu. Sakit, panas, perih, dan marah bercampur aduk
menjadi satu. Dia sudah benar benar muak dengan kehidupan ini. Kehidupan yang
selalu mengekang masa masa indahnya bersama semua orang yang disayanginya.
Hati sehun bagai
hancur berkeping keping melihat uri dongsaengnya itu ditampar oleh appanya
sendiri. Sedangkan jihyun nampak menikmati detik detik kejadian itu. Bukan
menikmati, tapi mencoba merasakan rasa perih dihatinya. Setidaknya hal ini bisa
dijadikan memori terburuk bukan?
“para pelayan! Cepat
bawa jihyun kekamarnya dan dandani dia secantik mungkin! Kita akan kedatangan
tamu 2 jam lagi” perintah eomma jihyun.
“dan untuk bodyguard,
kurung dan kekang sehun digudang belakang! Anak itu sudah kurang ajar!” suruh
appa sehun sambil menunjuk kehalaman belakang.
Para pelayan dan
bodyguard melakukan tugas mereka masing masing. Jihyun dan sehun sempat
berontak, namun percuma. Mereka kalah jumlah dan sementara itu, mereka belum
makan apapun.
Sedangkan luhan? Namja
itu pergi lagi setelah mengantar jihyun sampai didepan gerbang rumahnya. Dia
masih harus mengurus data data penting mengenai surat kepindahannya besok
bersama sehun.
Ooo
Jihyun keluar dari
kamar dengan menggunakan dress diatas lutut yang berwarna hitam. Dress itu
menampilkan bahu jihyun yang putih dan leher jenjangnya yang indah. Rambutnya
pun juga digerai dengan tatanan tertentu.
Mata merahnya yang
sembab telah sukses tertutupi dengan eyeliner yang di oleskan oleh maidnya.
Sungguh, dia benci memakai make up, dan dia benci perjodohan. Dia berharap
kalau tunangannya adalah namja yang baik seperti sehun. Tapi sepertinya itu
salah. Karena luhan mengatakan kalau tunangannya adalah sahabat karib appanya.
Dia tidak bisa menebak siapa, karena appanya mempunyai banyak sahabat karib.
“bisakah aku menemui
oppaku sebelum aku menemui tamuku?” tanya jihyun pada salah satu maidnya.
Ya. Maidnya tadi
mengatakan kalau tamu -tunangan- nya sudah menunggu dimeja makan. Mereka memang
akan melakukan makan malam bersama. Perutnya memang sudah kelaparan sedari
tadi, tapi dia menolak untuk itu. Satu satunya hal yang dia inginkan adalah
menemui kakaknya dan kabur dari acara memuakkan ini.
Disaat maidnya
tersenyum sambil mengangguk, dia mengantarku kehalaman belakang. Aku
memperhatikan disekelilingku ada banyak bodyguard yang berjaga. Dan tidak ada
ruang bagi jihyun untuk meloloskan diri beserta oppanya kabur dari rumah.
Jihyun menghembuskan
nafas pelan. Dia lalu membuka pintu gudang dan menyalakan lampu disana. Saat
lampu sudah bersinar dengan terang, dia terkejut mendapati kondisi kakaknya yang
mengenaskan. Kedua kaki dan tangannya diikat dengan beberapa rantai yang
menimbulkan suara gemerincing. Jihyun tidak tahan untuk tidak menangis. Dia
menangis sejadi jadinya sambil berlari memeluk oppanya itu. Oppanya hanya
tersenyum hangat menyadari keberadaan adiknya. Ingin dia membalas pelukan itu,
ingin dia membelai surai coklat yang lembut itu, dan ingin sekali dia mengusap
punggung adiknya itu. Namun bagaimana? Kedua tangannya terikat dan dia terlalu
lemah untuk sekedar berbicara.
“oppa.. maafkan aku
oppa.. aku tidak bisa membelamu disaat kau membelaku.aku bodoh oppa. Naega
jeongmal jeongmal paboya yeoja.. aku benci diriku oppa! Aku benci!!” jihyun
meluapkan rasa amarahnya dengan meremas baju belakang milik sehun.
“kau boleh membenciku
oppa. Aku memang dongsaengmu yang tidak tahu diri dan tidak tahu rasa
berterimakasih. Tapi aku sangat menyayangimu oppa..” teriak jihyun emosi.
Tak terasa bulir bulir
bulir air mata jatuh dipipi namja tampan itu. Dia menangis tanpa suara. Beda
dengan adiknya yang terus terusan terisak. Hal itu membuat hati sehun pilu. Dia
paling tidak suka melihat ataupun mendengar jihyun menangis. Dia benci itu.
Tapi dia tidak membenci jihyun. Sehun malah sangat menyayanginya.
“nona muda, nyonya
besar memanggil anda” jihyun melepaskan pelukannya
dari sehun lalu mengangguk. Tapi sebelum dia berdiri, dia menatap sehun lekat
dan menghapus air mata itu dipipinya dengan ibu jarinya.
“uljima. Aku akan
kesini nanti oppa” jihyun berdiri menghampiri pelayannya. Dia merubah raut
wajahnya menjadi datar dan dingin. Seperti yang biasa ia tunjukkan pada semua
pelayan disini.
“nona muda, nyonya
besar bilang, bahwa anda harus bisa memikat hati tuan muda. Dan jika tuan muda
tidak tertarik pada anda, tuan besar tidak akan segan segan membunuh tuan muda
sehun” mata jihyun melotot kaget. Sang maid yang melihat itu hanya mengambil
suatu barang dikantungnya dan mengoleskannya di bagian bawah mata gadis itu.
Lalu memberi pipinya bedak.
Kini dia sudah duduk
diruang makan. Dan berhadapan dengan seorang namja yang sedari tadi menunduk.
Melihat itu, eomma dari namja itu menyenggol sikunya dan berbisik “perkenalkan
dirimu”
Namja itu mengangkat
kepalanya dan menghadap ke arah appa dan eomma -yang tidak dianggap- jihyun.
Lalu memperkenalkan dirinya
“annyeong haseyo. Jeonun
Byun Baekhyun imnida, bangapseumnida” setelah itu, dia mengalihkan
pandangannya, melihat wajah yeoja dihadapannya. Setelah melihat wajah gadis
itu, dia tersenyum. Bukan tersenyum biasa, tapi menyeringai licik.
Namun gadis yang
dihadapannya itu tidak menyadari tatapan dan seringaian licik dari seorang
namja yang ada didepannya. “annyeong haseyo. Jeo-“
“aku
menerimanya”jihyun mengatupkan bibirnya rapat dan memandang tak percaya ke arah
baekhyun yang baru disadari keberadaannya itu (?) sedang orang tua mereka
masing masing terlihat tersenyum bahagia.
“appa. Aku ingin
tanggal pernikahan ditentukan lusa” semua yang dimeja makan -selain jihyun dan
baekhyun- tertawa dan bertepuk tangan senang.
‘aku akan menikah dengan orang yang kubenci? Tapi ini semua demi oppa’
pikir jihyun yang menahan air matanya agar tidak tumpah saat itu juga.
Ooo
Acara makan malam
telah usai sekitar 1 jam yang lalu. Keluarga Byun sudah pulang disaat itu juga.
Orangtuanya kembali lagi kekantor yang mungkin untuk mengatur berkas berkas
penting mereka.
Jihyun berjalan menuju
ruang makan dan mengambil piring, lalu mengisinya dengan beberapa lauk paku dan
nasi diatasnya. Tak lupa, dia juga membuatkan teh hangat untuk oppanya. Dia
khawatir karena oppanya belum makan.
Jihyun berjalan
mengendap ngendap ditengah kegelapan malam. Dia tidak mau membangunkan maid
atau bodyguardnya yang sedang tertidur pulas. Dia berjalan dan terus berjalan
sampai dia ada didepan gudang. Dengan susah payah, dia membuka pintu ruangan
menggunakan sikunya. Dan yah, akhirnya terbuka.
Dia menaruh makanan
itu dilantai. Lalu menutup pintu dan menyalakan lampu. Lalu berbalik dan mengambil
makanan itu. Dia tersenyum saat melihat oppanya tertidur.
“oppa.. ppali ireona.
Kau belum makan apa apa sejak pagi tadi kan?” jihyun menggoyangkan bahu sehun
pelan, sampai sehun terbangun. Dan sehun hanya menebar senyumnya.
“ayo buka mulutmu.. aku
akan menyuapimu oppa” sehun membuka mulutnya dan makan dengan disuapi jihyun.
Melihat sehun yang
makan dengan lahapnya, itu membuat jihyun terharu. Bagaimana jadinya kalau
baekhyun menolak perjodohan tadi? Bagaimana nasibnya dan nasib oppanya
selanjutnya? Jihyun menyuapi oppanya sambil menangis.
“gwaenchana?” akhirnya
sehun membuka suaranya. Jihyun hanya mengangguk pelan. Dia begitu telaten saat
menyuapi oppanya. Menyuapinya dengan pelan pelan dan memberinya minum disaat
dia tersedak.
Setelah acara menyuapi
itu selesai (?). jihyun menaruh piring dan gelas kotor itu kedapur. Hanya
sekedar meletakkan, tidak ada niatan mencucinya. Lalu dia berjalan pelan menuju
kamarnya dan mengambil 2 selimut yang tebal dan membawanya menuju gudang.
Setelah sampai di
gudang, dia melihat kalau oppanya masih terjaga. Jihyun menutup pintu, lalu
menyelimuti badan oppanya dengan selimut yang paling tebal. Sehun membalas
kebaikan adiknya itu dengan senyuman. Sungguh. Sehun ingin sekali membelai dan
memeluk erat tubuh adiknya, namun rantai sialan itu mengekangnya sekarang.
“bolehkan aku tidur
dipangkuanmu oppa? Dan sambil memelukmu?” tanya jihyun takut takut.
Sehun mengangguk
pelan, mengiyakan.
Jihyun menjatuhkan
kepalanya dipangkuan sehun lalu memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, dia
akhirnya jatuh tertidur. Sehun yang melihat adiknya tidur dengan lelap, tiba
tiba merasa ingin menangis.
“ya Tuhan, terimakasih
telah mengirimiku malaikat kecil yang sangat menyayangiku. Aku begitu
menyayanginya Tuhan. Kumohon, jaga dia
Tuhan. Aku sangat bersyukur mempunyai malaikat kecil sepertinya. Malaikat tanpa
sayap yang mengantarku pada kebahagiaan” tanpa terasa, air mata sehun jatuh
begitu saja dan menyapu pipinya yang semula kering menjadi basah. Dia ingin
menghapus air mata itu, karena tidak mau kalau adiknya melihatnya. Namun
mengingat keadaannya yang sekarang, dia hanya berdiam diri dan menunggu sampai
air matanya kering.
TO BE CONTINUED . . .
Setelah baca ffnya ... lumayan bagus kok, ini ff pertama yang dipost yaa??
BalasHapusUntuk pemula bagus rangkaian kata" nya , suka suka ....
Tapi , ngomong" aku telat coment yah ? Ah mian... Lanjut deh Lanjut \^_^/
Bagus banget lanjutin dong :3:3
BalasHapusbagus tor
BalasHapusAku belum baca..tapi ninggalin komentar. Lanjut kakak..hwaiting^_^9
BalasHapusBagus thor ff nya..
BalasHapuslanjut nya jngn lama2 ya thor :D